tag:blogger.com,1999:blog-66153625587235911222024-03-13T01:01:51.417-07:00Indahnya Ajaran IslamAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-45492332854861672272013-07-13T09:24:00.000-07:002013-07-13T09:24:13.288-07:00Kasih Sayang Rasulullah saw<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKFrf-i-91Vem3xmryl9uO3b0xDrXDGTandLAw_929DzCCZ7uge_0uhOkstJk8MTHvj8ANSoZO8kvlrkb7kCxYJmy9COFg2QMPKzgm9mukvzR0TBIETNSfi0laYDd2XBw17TBtljV_vgk/s1600/I+Love+Muhammad.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKFrf-i-91Vem3xmryl9uO3b0xDrXDGTandLAw_929DzCCZ7uge_0uhOkstJk8MTHvj8ANSoZO8kvlrkb7kCxYJmy9COFg2QMPKzgm9mukvzR0TBIETNSfi0laYDd2XBw17TBtljV_vgk/s1600/I+Love+Muhammad.jpg" height="214" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Nabi Muhammad</span></strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> </span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">s.a.w mencerminkan secara sempurna sifat Rahimiyyat Allah Taala. Didalam seluruh kehidupan</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> <strong>Rasulullah s.a.w</strong> </span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">telah menunjukkan rasa</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"><strong>kasih sayang</strong> </span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">yang tiada tara bandingannya terhadap orang-orang beriman dan kepada orang-orang yang tidak beriman sekalipun.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Kehidupan</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> <strong>Rasulullah</strong> </span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">s.a.w yang penuh dihiasi dengan peristiwa-peristiwa kasih-sayang itu nampak dengan gemilang dan mengharukan perasaan setiap orang sekalipun dalam perkara-perkara yang kecil. Beliau selalu merasa khawatir dan gelisah memikirkan bagaimana upaya untuk menjauhkan penderitaan dan kesusahan makhluk-makhluk Allah Taala.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Didalam khutbah yang lalu, saya telah menjelaskan beberapa buah hadits, sekarang saya akan menjelaskan beberapa hadits lagi didalam khutbah ini, yang mengandung berbagai macam contoh yang menambah kecemerlang segi-segi kehidupan Rasulullah s.a.w. Kita akan melihat beberapa hal yang kecil dimana dari sudut pandang dunia, bagi orang yang sudah mencapai kedudukan tinggi yang jika para pengikutnya sudah rela mengorbankan jiwa raga mereka untuknya semata-mata, maka untuk orang yang semacam itupun tidak akan mampu melakukan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah s.a.w bahkan tidak akan terpikir olehnya untuk melakukannya. Perasaan orang-orang beriman dicurahkan untuk Rasulullah s.a.w yang menurut segi pandang dunia dikatakan kegila-gilaan, akan tetapi sesungguhnya hal itu timbul didalam kalbu orang-orang beriman disebabkan adanya rasa kecintaan yang sangat luar biasa dalamnya kepada beliau.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Saya akan memberi sebuah contoh, yang orang-orang non Islampun menilainya sebagai suatu hal yang luar biasa dan memberitahukan kepada teman-teman mereka begini :</span><em><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> “Kita tidak akan mampu melawan orang-orang ini yang disebabkan pengaruh kecintaan yang sangat dalam, mereka sangat gila menyerahkan segala-galanya demi dia (Muhammad s.a.w). Sampai-sampai bekas air wudhunya pun ditampung dengan tangan mereka sampai satu tetespun tidak ada yang jatuh ketanah.”</span></em><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Jika orang dunia mendengar penilaian seseorang begitu baiknya terhadap Rasulullah s.a.w, dia tidak akan terkesan apa-apa olehnya, dan tidak akan mendapat kesan untuk memiliki rasa kecintaan, kelembutan hati dan kasih sayang terhadap orang lain bahkan sebaliknya ia akan menjadi sombong dan takabur. Akan tetapi, kami orang beriman siap berkorban demi Junjungan kami Muhammad Mustafa s.a.w. Walaupun demikian luhurnya martabat dan kedudukan beliau s.a.w, namun demi kesenangan dan kesejahteraan orang-orang mu’min beliau selalu menyerahkan berbagai macam pengorbanan disertai rahmat dan kasih sayang yang selamanya bergelora didalam kalbu beliau s.a.w. Beliau mengajarkan kepada mereka bagaimana caranya untuk mendapatkan rahmat dan kasih sayang Tuhan. Beliau senantiasa gelisah memikirkan: “Jangan-jangan mereka mendapat kesusahan karena aku. Tuhan telah menamakan diriku Rahmatul-lil-Alamin. Wujudku menjadi rahmat dan kasih sayang bagi seluruh dunia.” Beliau selalu berdo’a untuk orang-orang mu’min agar mereka mendapat rahmat dan pengampunan dari Allah Taala. Beliau merasa sedih dan sengsara hati apabila menyaksikan mereka berada dalam penderitaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Didunia ini tidak ada seorangpun yang mampu memperlihatkan seperseratus ribu bagianpun dari contoh kasih sayang beliau s.a.w itu apalagi untuk menandinginya. Saya akan menceritakan sebuah kisah tentang perlakuan kasih sayang beliau, walaupun kisah ini nampaknya sangat kecil, akan tetapi kasih sayang yang beliau tunjukkan ini tidak pernah dapat dilakukan oleh orang lain sekalipun oleh seorang majikan yang mempunyai sikap dan perasan sangat lemah-lembut terhadap anak buahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Riwayat Pertama</span></strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Abdullah bin Abu Bakar r.a. meriwayatkan dari seseorang katanya:<br />“Pada suatu hari dalam perjalanan untuk berperang di Hunain, saya memakai sepatu kulit yang tebal. Saya berjalan dibelakang Rasulullah s.a.w. Karena jalan sangat sempit tiba-tiba kaki Rasulullah s.a.w. tersandung oleh sepatu saya dan terinjak dari belakang sehingga beliau kesakitan dan beliau segera memukul perlahan saja sambil mendorong saya kebelakang dengan sebuah pecut (cambuk) yang beliau pegang sambil bersabda : “Hai Fulan, engkau telah menyakiti kakiku.” Beliau (Abdullah bin Abu Bakar r.a) mengatakan : “sepanjang malam orang itu tidak bisa tidur karena dia merasa bersalah sudah menyakiti kaki Rasulullah s.a.w, dia berulang-kali berpikir dan menyesali diri sendiri, mengapa saya telah menyakiti Rasulullah s.a.w. Keesokan harinya pagi-pagi sekali seorang datang mencarinya untuk berjumpa Rasulullah s.a.w. Katanya ; “saya dengan perasaan gemetar dan takut datang menghadap Rasulullah s.a.w. Beliau bersabda kepada saya” : “Hai Fulan ! Kemarin engkau telah menginjak kakiku dan engkau telah menyakiti aku. Tapi sebaliknya aku telah memukul sambil mendorong engkau kebelakang dengan cambukku ini supaya kakiku terlepas dari kaki engkau. Aku pukul engkau perlahan sambil mendorong engkau kebelakang dengan cambukku ini, tentu aku telah menyakiti engkau. Oleh karena itu ambillah dari aku 80 (delapan puluh) ekor domba sebagai balasan rasa sakit engkau karena cambukku ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Lihatlah bagaimana Rasulullah s.a.w Rahmatul-lil-Alamin telah berlaku terhadap seorang hamba yang lemah itu. Beliau s.a.w sendiri merasakan sakit karena terinjak oleh sepatu sahabat itu, dan untuk melepaskan kaki beliau dari bawah sepatu sahabat yang telah menginjak itu beliau mendorongnya kebelakang dengan cambuk yang beliau pegang. Sepanjang malam beliau s.a.w berpikir mengapa aku telah memukul dan mendorong orang itu kebelakang dengan cambukku ini. Tentu ia merasa sakit oleh cambukku ini, sedangkan beliau sendiri tidak memikirkan kesakitan yang disebabkan terinjak oleh kaki sahabat itu. Bahkan beliau karena merasa malu terhadap sahabat itu dan menyesal atas perlakuan beliau terhadapnya,sepanjang malam beliau s.a.w tidak bisa tidur. Akhirnya dengan rahmat dan kasih sayangnya, beliau s.a.w memberikan 80 ekor domba sebagai ganjaran atas perlakuan beliau s.a.w terhadap sahabat itu.<br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Riwayat Kedua</span></strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Kemudian dalam sebuah peristiwa lain lagi, lihatlah bagaimana perlakuan beliau s.a.w terhadap seseorang yang datang dari sebuah kampung yang tidak tahu adab sama sekali, bahkan nampaknya orang itu tidak mau belajar bagaimana berlaku adab terhadap seseorang. Bahkan orang itu sangat bangga atas kebiasaan perlakuan kasarnya. Namun beliau s.a.w telah memperlakukannya dengan ramah-tamah dan lemah lembut terhadapnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Anas r.a. meriwayatkan, katanya, saya sedang menyertai Rsulullah s.a.w. diwaktu itu Rasulullah s.a.w menutup leher beliau dengan sehelai kain cadar yang pinggirannya tebal sekali. Ketika orang kampung itu datang langsung menarik kain cadar itu dengan kuatnya sehingga meninggalkan bekas goresan pada leher Rasulullah s.a.w. Lalu orang itu berkata : “Hai Muhammad harta apapun yang ada yang telah Allah Taala anugerahkan kepada engkau letakanlah diatas kedua untaku ini. Karena engkau tidak akan memberi kepadaku dari harta engkau sendiri ataupun dari harta orang tua engkau. Mendengar kata-katanya itu mula-mula Rasulullah s.a.w diam saja tidak menjawabnya. Kemudian beliau s.a.w bersabda :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9.5pt;">اَلْمـاَلُ</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9.5pt;">مَالُ</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9.5pt;">اللهِ</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9.5pt;">وَاَنَا</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9.5pt;">عَبْدُهُ</span><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Artinya : Harta itu memang kepunyaan Allah Taala. Aku hanyalah seorang hamba-Nya. Setelah itu beliau bersabda : “ Engkau telah menyakiti aku. Engkau harus memberi pembalasan sebagai ganjaran kepadaku.”Orang kampung itu menjawab : “Tidak, aku tidak akan memberi apa-apa “Beliau bersabda : “Mengapa tidak? Mengapa kamu tidak mau memberi?” Dia menjawab : Aku tahu engkau tidak akan membalas keburukan dengan keburukan”. Mendengar jawabannya itu Nabi s.a.w tersenyum, dan beliau s.a.w faham maksud perkataan orang itu. Lalu beliau menyuruh sahabat beliau untuk meletakkan buah-buah kurma dan gandum (bahan makanan) diatas punggung kedua unta orang kampung itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Sebenarnya orang kampung itu bukanlah orang dungu. Dia tahu betul bagaimana kepribadian Rasulullah s.a.w yang dari ujung rambut sampai ujung kaki beliau merupakan wujud rahmat, beliau pema’af, belas kasih dan penyayang bagi makhluk Tuhan. Dia yakin apapun yang akan dia minta pasti akan dikabulkan oleh Rasulullah s.a.w.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Berdoa Agar diturunkan kasih sayang</span></strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Rasulullah s.a.w dengan berbagai macam cara selalu menghimbau orang-orang mu’min supaya mereka senantiasa ingat kepada Tuhan agar mereka selalu mendapat limpahan rahmat kasih sayang Allah Taala. Azab yang bertubi-tubi turun berupa bencana-bencana alam yang telah menimpa kaum-kaum terdahulu, banyak negeri porak-poranda dan hancur luluh sehingga meninggalkan hanya nama dan bekas-bekasnya saja. Beliau s.a.w sangat merasa khawatir jangan-jangan disebabkan sesuatu kesalahan azab seperti itu turun pula menimpa mereka yang telah beriman kepada beliau s.a.w atau orang-orang yang tinggal disekitar kampung halaman beliau s.a.w. Maka dari itu kapan saja saat beliau melihat ada angin bertiup kencang atau hujan lebat turun, beliau segera memohon perlindungan kepada Allah Taala dan berdo’a agar Dia menurunkan kasih sayang-Nya. Dan beliau s.a.w menghimbau orang-orang mukmin juga untuk memohon kasih sayang-Nya, agar angin yang sedang bertiup kencang atau hujan yang sedang turun dengan derasnya itu jangan menjadi azab bagi mereka. Maka bila saja terjadi angin badai atau angin kencang bertiup atau hujan turun dengan derasnya maka beliau s.a.w segera memohon perlindungan dan kasih sayang Allah Taala.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w bersabda : “Sekali-kali janganlah kamu mengutuki angin karena angin juga pembawa rahmat Allah Taala disamping ia membawa azab. Akan tetapi mintalah kebaikan dari angin itu kepada Allah Taala dan mohonlah perlindungan kepada-Nya dari keburukannya.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Utbah bin Rawahah mendengar dari Aisyah r.a. katanya : “Apabila angin bertiup kencang atau nampak ada awan tebal diatas langit, maka muka Rasulullah s.a.w nampak segera berubah, sebentar duduk sebentar berjalan, beliau s.a.w mondar-mandir dalam keadaan gelisah dan khawatir takut kalau-kalau angin atau awan itu membawa azab. Apabila hujan sudah turun beliaupun nampak gembira, kegelisahanpun perlahan-lahan menghilang.”<br />Kata Aisyah r.a, diwaktu itu beliau s.a.w bersabda : “Aku merasa takut jangan-jangan azab turun bersama angin atau awan itu yang akan menimpa ummatku”. Apabila beliau melihat hujan sudah turun, beliau bersabda : “Alhamdulillah ini rahmat Allah turun!”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Wujud Rasulullah s.a.w dari ujung rambut sampai ujung kaki semata-mata rahmat bagi semua makhluk Allah Taala. Beliau sendiri berdo’a untuk semua dan mengajarkan juga do’a-do’a itu yang harus diamalkan oleh ummat beliau. Apabila ada angin atau badai bertiup kencang bacalah do’a ini:</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 9pt; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: center;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اَللَّهُمَّ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اِنِّيْ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اَسْئَلُكَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">خَيْرَهَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَخَيْرَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">مَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">فِيْهَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَخَيْرَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"></span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">مَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اُرْسِلَتْ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">بِهِ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"><br /></span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَاَعُوْذُ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">بِكَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">مِنْ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">شَرِّهَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَشَرِّمَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">فِيْهَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَشَرِّمَا</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"></span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اُرْسِلَتْ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">بِهِ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Artinya : “Ya Allah aku memohon kebaikannya dan kebaikan yang ada didalamnya dan kebaikan yang diturunkan bersamanya. Dan aku berlindung kepada Engkau dari keburukannya dan dari keburukan yang ada didalamnya dan dari keburukan yang diturunkan bersamanya.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 9pt; margin-top: 1em; padding: 0px;">
<span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اَللَّهُمَّ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اِنِّيْ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">اَعُوْذُ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">بِكَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">مِنْ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">زَوَالِ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">نِعْمَتِكَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"></span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">تَحَوُّلِ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">عَافِيَتِكَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَفُجْاَتِ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">نِقْمَتِكَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">وَجَمِيْعِ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"> </span><span style="color: black; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 24pt;">سَخَتِكَ</span><span style="color: black; font-family: 'Palatino Linotype', serif; font-size: 24pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Artinya :“Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari hilangnya ni’mat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, dan dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan padaku, dan dari azab Engkau yang datangnya secara tiba-tiba dan aku berlindung kepada Engkau dari semua perkara yang menimbulkan kemurkaan Engkau.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Kasih Sayang Terhadap Perempuan Tua</span></strong><span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Sekarang tengoklah bagaimana perlakuan Wujud Penuh Rahmat (Muhammad s.a.w) ini terhadap seorang perempuan yang lemah dan sangat miskin dan hampir menemui ajalnya, beliau dengan kasih-sayangnya memanjatkan do’a untuknya, dan setelah meninggal dunia beliau dengan rasa kasih sayangnya berdo’a maghfirah pula untuknya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Tentang perempuan itu terdapat riwayat yang diceritakan oleh Ibnu Shihab, dari Abu Imamah katanya, disebuah kampung diluar Madinah ada seorang perempuan sedang sakit keras. Beliau selalu bertanya kepada para sahabat bagaimana kesehatan orang perempuan itu. Dan dipesan kepada para sahabat, apabila orang perempuan itu meninggal dunia jangan dikuburkan sebelum beliau datang untuk menyembahyangkan jenazahnya. Tidak lama kemudian pada suatu malam perempuan tersebut meninggal dunia dan pada malam itu juga jenazahnya dibawa ke Madinah. Namun pada waktu jenazah tiba di Madinah Rasulullah s.a.w sudah tidur dan para sahabat tidak berani membangunkan karena tidak mau mengganggu beliau s.a.w. Maka para sahabat langsung menyembahyangkan jenazah perempuan itu kemudian malam itu juga langsung dimakamkan di pekuburan Jannatul Baqi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Keesokan harinya pagi-pagi sekali Rasulullah s.a.w menanyakan keadaan perempuan tua yang sakit itu. Para sahabat menjawab : Ya Rasulullah, dia sudah meninggal tadi malam dan sudah dikuburkan. Semalam kami dapati Rasulullah s.a.w sudah tidur dan kami tidak merasa patut untuk membangunkan Rasulullah s.a.w. Lalu beliau s.a.w minta ditunjukkan kuburannya kepada para sahabat. Kemudian beliau bersama para sahabat pergi kekuburan.Sampai disana belliau berdiri dan para sahabatpun berdiri berbaris dibelakang beliau s.a.w. Lalu beliau memimpin sembahyang jenazah untuk perempuan itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 13.15pt; margin-bottom: 0.25in; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify;">
<span style="color: black; font-family: Georgia, serif; font-size: 9.5pt;">Dalam riwayat lain dikatakan baliau bersabda kepada para sahabat : “Lain kali kalian jangan berbuat demikian lagi! Jika aku sudah mengatakan untuk memimpin sembahyang jenazah seseorang, bagaimanapun kalian harus memberitahu aku, atau menunggu aku untuk melakukannya. Jika diantara kalian ada yang meninggal harus memberitahu aku untuk memimpin sembahyang jenazahnya. Jika kalian tidak memberitahu aku bagaimana aku bisa datang untuk memimpin sembahyang jenazahnya. Do’aku menjadi sumber rahmat bagi orang yang sudah meninggal dunia” Didalam riwayat ini dikatakan beliau s.a.w pergi kekuburan lalu memimpin sembahyang jenazah dengan mengucapkan takbir 4 kali.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #3c3c3c; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px;">
Sumber; <a href="http://agama-islam.org/kasih-sayang-rasulullah-saw/#more-481" style="color: #961c1c; outline: none; text-decoration: none;">agama-islam.org</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-1156506929785085332013-07-13T09:08:00.001-07:002013-07-13T09:16:51.167-07:00Ajaran Islam untuk Kedamaian dan Keamanan tingkat Global<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxvlyj7klNpNvZGAvpZiqjPdfbQuXYDAwlUNN7_XwFtiqs-FfwlTa7QJbeWQgfkeBYB-RhvGdzWAkrDkO4Ix2DBJkwLdfmptoPeRjSyazLWSw1Mk07xmSMMIzYa7rxN5jmdX0hq-jmE-0/s1600/Khalifatul+Masih+V.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxvlyj7klNpNvZGAvpZiqjPdfbQuXYDAwlUNN7_XwFtiqs-FfwlTa7QJbeWQgfkeBYB-RhvGdzWAkrDkO4Ix2DBJkwLdfmptoPeRjSyazLWSw1Mk07xmSMMIzYa7rxN5jmdX0hq-jmE-0/s1600/Khalifatul+Masih+V.jpg" /></a></div>
<div>
<span style="background-color: #131b1e; font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 19.1875px;">Jumat, 2008 Februari 08</span><br />
<a href="http://ahmadiyya.or.id/" style="background-color: #131b1e; font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 19.1875px; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;"><span style="color: black;">Friday Sermon <img class="snap_preview_icon" src="http://www.previewshots.com/images/v1.3/t.gif" id="snap_com_shot_link_icon" style="background-color: transparent; background-image: url(http://www.previewshots.com/images/v1.3/theme/ice/palette.gif); background-position: -943px 0px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border: 0px; display: inline; float: none; font-family: 'trebuchet ms', arial, helvetica, sans-serif; height: 12px; left: auto; line-height: normal; margin: 0px !important; max-height: 2000px; max-width: 2000px; min-height: 0px; min-width: 0px; padding: 1px 0px 0px; position: static; top: auto; vertical-align: top; visibility: visible; width: 14px;" /></span></a></div>
<div>
<div class="post-body entry-content" style="font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 1.6em; margin: 0px 0px 0.75em; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px;">
<br />
Ajaran Islam untuk Kedamaian dan Keamanan tingkat Global<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Izin Perang dalam Islam hanya sebatas untuk menghilangkan Kekacauan di Dunia<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />KHUTBAH JUM’AT HADHRAT AMIRUL MUKMININ KHALIFATUL MASIH V aba. Tanggal 29-6-2007 dari Mesjid Baitul, United Kingdom<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Setelah mengucapkan Syahadat, memohon perlindungan dan menilawatkan Al-Faatihah, Hudhur aba. bersabda:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Di dalam khutbah yang lalu saya telah menyebutkan akan berbicara mengenai hal berkenaan dengan keadilan dan kaitannya dengan kedamaian dan kerukunan, mengenai perintah yang ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, bahwa dengan menegakkan keadilan itu kita dapat menegakkan dasar asas dari kedamaian dan kerukunan di dunia; di mana dasar dari semuanya itu adalah ketakwaan. Didalam Kitab Suci Al-Qur’an ada begitu banyak penekanan untuk mendapatkan kualitas dari ketakwaan yaitu bahwa, sama sekali tidak diharapkan dari seorang mukmin orang yang beriman itu, sampai kapan pun juga bahwa dia itu akan ikut serta di dalam perbuatan yang menyebabkan hilangnya kedamaian di dunia dan timbulnya kekacauan. Mengenai hal ini Ajaran dari Al-Qur’an yang saya sebutkan tadi, dari sudut pandang ini bahwa tidak ada orang Muslim baik secara pribadi maupun dalam tingkatan Pemerintah, bahwa ia itu ada izin untuk bersikap tidak ramah terhadap orang-orang itu. Islam menekankan bahwa kita itu dalam menciptakan hubungan pertalian di antara orang itu harus berdasarkan hubungan yang baik, yang serasi dan harmonis dengan semua orang-orang; kecuali terhadap mereka yang secara langsung melakukan peperangan terhadap orang-orang Muslim.</div>
<div class="fullpost" style="display: inline; margin: 0px; padding: 0px;">
<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dalam konteks tersebut pada hari ini saya ingin menyebutkan beberapa ajaran dari Islam dalam perkara ini, yaitu dalam keadaan apa dan bagaimana serta sejauh manakah izin untuk berperang itu diberikan? Jika jalan ini tidak diambil, jalan yang sudah di-izinkan di jaman pada awalnya Islam itu, maka kekuatan apakah yang sebagai hasil dari keadaan tersebut dan betapakah konsekwensi beratnya sebagai akibatnya dari itu? Atau apakah mungkin bahwa konsekwensi berat semacam itu ada di sana? Sehingga hal tersebut telah membuktikan bahwa ijin untuk membunuh dalam perang tersebut adalah demi untuk menegakkan kedamaian dan bukannya untuk menciptakan kekacauan di dunia.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sedangkan mereka yang biasa berpropaganda buruk terhadap Islam, maka terhadap mereka itu bisa dikatakan bahwa pihak lawan dari Islam ini dan para pendukungnya yaitu mereka yang berdiri mendukungnya itu, jika kita melihatnya pada agama mereka itu sendiri dan tindakannya mereka itu sendiri serta segala usaha yang dilakukannya untuk menghancurkan kedamaian dari dunia, maka jika kami melihatnya kesana, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk dapat melarikan diri dari sana, yaitu, bahwa tujuan mereka itu tidak lain hanyalah ingin memanfaatkan kebencian dan perasaan buruk hati serta dendam yang ada di dalam hatinya. Maka ajaran yang ada di dalam Kitab Suci Al-Qur’an yang Dia telah berikan kepada kita, saya akan menyebutkannya beberapa butir tentang hal ini dan yang akan saya terangkan lebih jauh, bahwa izin untuk berperang tersebut adalah perang untuk mempertahankan diri, demikianlah maksud dan tujuannya itu. Dengan melalui cara ini, maka ajaran yang indah dari Islam itu akan menjadi terbukti dengan lebih jelas lagi. Inilah ajaran yang jika diperbandingkan dengan ajaran apa pun dari agama lainnya maka ajaran Islam itu akan lebih dan sangat menonjol lagi dalam kedudukannya dan tidak akan ada ajaran lainnya yang dapat menandinginya. Jadi, tidak ada orang Ahmadi sampai kapan pun manakala mereka itu harus memberikan jawaban kepada seseorang yang lawan dari Islam, maka tidak ada sesuatu kesulitan dalam hal tersebut. Karena setiap perintah dari Kitab Suci Al-Qur’an adalah penuh dengan kebijaksanaan, yang maksudnya dari ajaran ini adalah untuk menegakkan hak-hak terhadap Allah dan hak-hak kepada sesama manusia.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s. , berkenaan dengan peperangan tersebut di mana mereka telah bertempur di zamannya Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. atau di zaman Khalifah beliau, maka mereka itu telah bertempur dalam perang dengan berdasarkan pada 3 alasan untuk itu, yaitu:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />• Alasan nomor satu adalah bahwa peperangan itu adalah untuk mempertahankan diri dengan maksud untuk mendapatkan keamanan; mempertahankan diri dengan maksud untuk melindungi diri sendiri.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />• Yang kedua adalah sebagai bentuk hukuman yang merupakan tindakan balasan yang sama terhadap kejahatan yang telah mereka lakukan; untuk menghukum orang-orang ini, yang telah menumpahkan darah orang-orang Muslim yang tidak berdosa, inilah yang diambil oleh Pemerintahan Islam yang ada di sana; mereka ada hak untuk melakukannya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />• Yang ketiga adalah untuk menegakkan kemerdekaan, dengan tujuan untuk membina kekuatan terhadap mereka yang menjadi lawan dari Islam, yaitu agar supaya dapat melakukan hal tersebut dalam menghadapi orang-orang yang melakukan penindasan terhadap orang Muslim pada zaman itu karena mereka itu punya kekuatan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sekarang kita lihat bahwa di dalam kejadian-kejadian tersebut, yang dalam bentuk pertempuran dan atau perkelahian itu, bagaimanakah ajaran Islam itu. Jika kita memperhatikan pada ajaran-ajaran tentang perang ini, bahkan orang awam yang biasa pun, yang dengan kepandaian yang biasa saja, ia itu akan dapat mengerti bahwa di dalam keadaan-keadaan yang seperti itu maka orang-orang Muslim ini diberikan izin untuk pergi berperang; jika izin ini tidak diberikan maka kedamaian dari dunia itu dapat terganggu atau sama sekali dihancurkan. Ini adalah ajaran yang sedemikian bagus dan sempurnanya, sebagaimana yang saya katakan sebelumnya, bahwa tidak ada ajaran dari agama lainnya, apakah Kristiani atau agama yang lainnya, sama sekali tidak akan dapat menandinginya. Allah Taala berfirman di dalam Kitab Suci Al-Qur’an:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Hajj (22) ayat 40:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Telah diizinkan bagi mereka yang diperangi, disebabkan karena mereka itu telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah berkuasa menolong mereka.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Bahwa orang-orang yang terhadap mereka diperangi, dikarenakan mereka itu ditindas dan dianiaya maka mereka itu di-izinkan untuk berperang dan Allah Yang Maha Kuasa memiliki Kekuatan dan Kekuasaan untuk menolong orang-orang tersebut. Di mana Allah Taala berfirman:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Hajj (22) ayat 41:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Orang-orang yang telah diusir dari rumah mereka tanpa alasan yang hak, hanyalah karena mereka itu berkata, “Tuhan kami adalah Allah.” Dan sekiranya tidak ada tangkisan Allah terhadap sebagian manusia oleh sebagian yang lain, maka akan hancurlah biara-biara serta gereja-gereja Kristiani dan rumah-rumah ibadah Yahudi serta mesjid-mesjid yang banyak disebut nama Allah di dalamnya. Dan pastilah Allah akan menolong siapa yang menolong Dia. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa, Maha Perkasa.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Yang terjemahannya adalah bahwa orang-orang yang diusir dari rumah-rumah peribadatan mereka dikarenakan mereka berkata Allah Yang Maha Kuasa adalah Tuhan kami, Rabb kami, maka untuk orang-orang ini Allah Taala membuatnya berbeda dengan membuat mereka itu bertempur satu terhadap yang lainnya. Jika tidak demikian halnya maka akan dihancurkannyalah oleh mereka kuil-kuil, gereja-gereja, mesjid-mesjid dan biara-biara di mana Nama Allah banyak diingat dan diserukan, demikianlah Allah Taala hanya menolong orang-orang yang seperti itu. Allah itu Maha Kuasa dan Dia-lah satu Wujud Tunggal Yang ber-Kuasa dan memiliki keunggulan penuh.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Jadi dapat dikatakan bahwa izin itu diberikan kepada orang-orang tersebut, yang pertama: yuqaataluna bi annahum zhulimuu (QS 22:40) karena mereka itu diserang dan dizalimi serta dijadikan objek penindasan dengan tanpa alasan yang benar, maka oleh karena itu sekarang mereka ini diizinkan bahwa sekarang Pemerintah kalian sudah berdiri sehingga kalian juga dapat bertindak. Jika ada seseorang datang untuk membunuh-mu, maka kalian dapat melindungi diri-mu sendiri dan jika Pemerintahannya sudah berdiri, maka sebagai hukuman bagi mereka, kalian pun dapat melakukan tindakan tersebut dan hal kedua yang disebutkan di sana: ukhrijuu min diyaarihim bi ghairi haqqin (22:41) bahwa orang-orang ini yang terusir dari rumah-rumah mereka dengan tanpa sesuatu alasan dan apakah kesalahan mereka itu? Kesalahannya mereka itu hanyalah karena menyatakan bahwa Allah adalah Tuhan-ku. Kemudian Allah Yang Maha Kuasa berfirman bahwa jika izin ini tidak diberikan, di mana izin ini diberikannya adalah kepada orang-orang Muslim setelahnya mereka menderita dengan menahan penindasan dan penganiayaan untuk waktu yang benar-benar sangat lama, sehingga di sana terjadi keresahan dan tidak adanya kedamaian di mana-mana di dunia. Azas inilah yang disebutkan di sana, yaitu ketika ada bangsa-bangsa yang untuk waktu yang amat dan sangat lamanya mereka itu menjadi obyek dari penindasan dan penganiayaan, di mana mereka itu menjadi korban dari orang-orang tersebut maka kemudian izin untuk berperang itu diberikan kepada mereka. Bilamana mereka sudah memiliki Pemerintahan dan memiliki hak-haknya maka mereka ini diizinkan untuk pergi berperang. Tetapi tujuan dari peperangan ini adalah untuk menghapuskan ke-tidak-adilan yang sudah dikenakan kepada mereka, dan bukannya agar dapat melakukan pembalasan dengan melakukan tindakan yang melewati batas, hal ini sudah disebutkan secara khusus. Kebijakan yang amat hebat ini, ini juga harus dipegang demi untuk melindungi agama-agama yang lainnya. Jika izin untuk berperang ini tidak diberikan maka para penyerang ini akan menghancurkan kedamaian dan akan mengganggu semua agama-agama dan para pengikutnya; inilah yang dapat menambah-nambah kebencian dalam masyarakat.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Allah Taala di sini menyebutkan tentang kapan waktunya izin ini diberikan, hal ini ada di sana. Bilamana ada orang-orang yang melakukan tindakan yang tidak adil, lalu orang ini melemparkan kesalahannya kepada Islam, maka yang demikian itu adalah sama sekali salah dan merupakan pikiran yang jahat, karena izin ini hanyalah untuk mempertahankan diri terhadap perbuatan yang tidak adil, yang dilakukan orang terhadap mereka. Islam tidak menggunakan kekerasan dalam hal agama, dikatakan, tidak ada paksaan di dalam hal agama, dan juga tidak mengizinkan seseorang masuk ke dalam agama itu dengan paksaan atau kekerasan, atau memaksa mereka untuk harus tetap berada pada agamanya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Urusan agama itu adalah milik dari masing-masing orang. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai hak untuk hidup menurut kepercayaan agamanya sendiri. Di dalam instruksi dan perintahnya kepada orang-orang Muslim, diminta untuk menaruh perhatian pada instruksi ini, bahwa kalian itu punya aturan, bahwa kalian itu harus menjaga diri dari tindakan perbuatan seperti menghancurkan kuil-kuil dan tempat-tempat beribadah agama lainnya dengan tanpa keadilan. Karena jika tidak begitu, maka akan terjadi sesuatu yang buruk dan yang jika terus terjadi, maka hal itu akan menciptakan suasana keresahan dalam masyarakat. Malangnya, sekarang ini di beberapa Negara yang beberapa daripadanya disebut sebagai Negara Islam, di mana Pakistan itu adalah salah satunya, di sana ada orang-orang yang mencari-cari keuntungan pribadinya belaka, yaitu para Mullahnya juga, yang dengan meng-atas-namakan agama, mereka menindas dan menganiaya orang-orang Kristiani. Ada disebutkan di dalam surat kabar baru-baru ini bahwa mereka itu memberikan ultimatum kepada orang-orang tersebut agar meninggalkan agama kalian, karena jika tidak begitu, maka engkau akan dibunuh atau kuil-kuilmu akan dihancurkan, gereja-gereja kalian akan dihancurkan, di mana pada beberapa tahun ini demikianlah yang telah terjadi. Inilah hal-hal yang telah membawa buruk terhadap nama Islam. Para lawan-lawan Islam, mereka ini memiliki kesempatan untuk mengangkat telunjuknya, dalam memperlihatkan keberatannya terhadap Islam.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Hari-hari ini, orang-orang Muslim di mana-mana, mereka itu sedang berhadapan dengan kasus Salman Rushdie, diikarenakan orang-orang ini telah mengabaikan perintah dari Allah, di mana janji dari Allah Taala itu adalah bahwa, agar supaya dalam melakukan pembelaan diri itu, kalian harus menjauhkan diri dari ke-tidak-adilan, hanya dengan demikianlah Allah Yang Maha Kuasa akan menolong kamu. Sekarang, kami melihatnya bahwa pertolongan dari Allah itu tidak ada, tidak ada pada orang-orang Muslim ini di Negara yang mana pun juga. Lebih-lebih dari itu, perbuatan mereka yang tidak adil itu dilakukan juga oleh mereka terhadap orang-orang Ahmadi, dengan penganiayaan yang dilakukannya di sana. Dalam beberapa kasus orang-orang itu menghancurkan mesjid dan pada beberapa kejadian, mereka itu telah berhasil untuk melakukannya. Inilah yang sebenarnya merupakan peng-abaian pada perintah dari Allah tersebut, dan karena perbuatannya itu maka tidak ada berkahnya bagi mereka. Hari-hari ini, saudara-saudara dapat melihat apa yang sedang terjadi di Pakistan itu, seperti yang sudah saya ceriterakan sebelumnya. Hampir di semua Negara-negara lainnya mendapatkan situasi yang sama. Ini adalah disebabkan karena Pemerintah mereka itu tidak sepenuhnya mengendalikan para Mullah, Kiyai yang jahil tersebut, di mana dengan adanya pertentangan atau konflik ini adalah sama dengan melawan kepada Tuhan, berperang melawan Allah Yang Maha Kuasa.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sejauh mengenai orang-orang Ahmadi ini, perhatian mereka hanyalah dengan mengikuti ajaran yang diberikan oleh Hadhrat Imam Mahdi, Al-Masih yang dijanjikan, Masih Mau’ud a.s. . Sebagai hasilnya adalah bahwa mereka ini tidak akan memberikan pembalasannya dengan coin yang sama. Di negeri yang manapun mereka itu tinggal, mereka akan tunduk pada undang-undang Negara tersebut. Di mana mereka itu mendapatkan penganiayaan, dan inilah yang sedang terjadi pada umumnya, adalah seperti yang juga terjadi pada zamannya Hadhrat Masih Mau’ud a.s., maka menggunakan peralatan perang yang biasa, seperti senjata dan meriam, hal ini tidaklah diperbolehkan. Jadi, orang-orang Ahmadi itu tidak akan membalasnya dengan coin yang sama seperti penganiayaan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut kepada para Ahmadi. Tetapi Allah Yang Maha Kuasa sudah pasti sesuai dengan janji-Nya, Dia itu akan datang untuk menolong kepada Hadhrat Imam Mahdi a.s. dan para pengikut beliau. Jadi Negara-negara Islam ini, di mana saja orang-orang Ahmadi itu diperlakukan dengan tidak adil, maka mereka yang orang-orang itu haruslah menyadarinya, bahwa sebagai akibat dari perbuatan yang mereka lakukan tersebut, sesuai dengan janji dari Allah Taala yang ada di dalam ayat ini, maka kemudian Allah Taala itu akan membela orang-orang Muslim ini dengan cara bahwa mereka itu akan dibiarkan berkelahi dan bertempur satu sama lainnya, yang dikarenakan hal tersebut, maka hal ini pun dapat di-aplikasikan pada mereka. Allah Taala itu tidak menyebutkan bahwa perintah tersebut adalah hanya bagi orang-orang Muslim saja, izin ini bukanlah hanya diberikan kepada orang-orang Islam saja, atau perintah ini hanyalah untuk menegakkan kedamaian di antara orang-orang Muslim saja; tetapi yang sebenarnya ialah, perintah ini berlaku bagi setiap orang dan bagi semua orang yang pengikut dari agama-agama lainnya juga, siapa tahu jika mereka ini mendapatkan penganiayaan dan penindasan yang dilakukan orang terhadap mereka, maka mereka itu akan ditolong.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Jadi, orang Ahmadi ini, orang yang telah menerima Imam Zaman yang telah datang sesuai dengan kabar ghaib nubuatan dari Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. . Mereka itu adalah orang yang sudah mengikuti perintah dari Y.M. Nabi Muhammad s.a.w., lebih dari siapa pun orang yang lainnya. Mereka mencamkan Kalimah la ilaha illallah Muhammadar rasulullah di dalam hatinya lebih dari siapa pun juga. Jika ada orang-orang yang berbuat tidak adil kepadanya, berbuat aniaya kepadanya, jika ada orang-orang yang menghancurkan mesjid mereka, dan sebagaimana yang ada di dalam hadits Y.M. Nabi Muhammad s.a.w., di mana beliau bersabda bahwa jika ada seorang Muslim yang menyerang kepada Muslim lainnya, maka Muslim yang melakukan penyerangan itu sudah tidak lagi menjadi seorang Muslim. Definisi dari seorang Muslim, saya sudah banyak kali mengatakannya bahwa mereka orang yang beriman mempercayai Kalimah Syahadat la ilalaha illallah Muhammadar rasulullah maka keimanannya sudah tertanam. Jadi, oleh karena itu, jama’atnya dari Hadhrat Masih Mau’ud a.s. itu tidak akan pernah berperang memerangi orang-orang ini atau menyerang orang lainnya dikarenakan kita itu berada di bawah Pemerintahan di mana kita itu tidak memiliki Pemerintahan sendiri. Lagi pula, peperangan ini pun sudah dilarang di zaman ini karena sudah diperlukan lagi.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Jadi dalam segala keadaan itu siapa pun tidak akan menyerang pada pihak orang lainnya; jadi orang yang beriman kepada Kalimah Syahadat, orang yang mengkaitkan dirinya kepada Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w., tidak ada pertanyaan lagi bahwa kita itu tidak akan pernah menyerang mereka, apa pun yang mereka akan perbuat, tetapi dari pihak kami sendiri, yang ada hanyalah selalu amanat kedamaian bagi setiap orang. Tetapi, kami percaya bahwa insya-Allah Ta’ala, Allah Yang Maha Kuasa akan membuka jalan-jalan bagi kami jika terjadi penindasan ini. Jika tidak hari ini, maka jalan-jalan ini akan dibukakan nanti insya-Allah sehingga para Ahmadi itu akan dapat hidup di dalam kedamaian dan kemerdekaan dan kami pun tidak akan merasa khawatir bahwa Pemerintah-Pemerintahan ini dan para biang kerok, yang mereka itu tidak menghentikan perbuatan jahatnya, maka Allah Taala sesuai dengan Wahyu-Nya dan janji-Nya, bagi orang-orang yang tindakannya itu sudah kelewat batas, maka kemudian Allah Taala akan menghukum mereka.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ada banyak orang yang tidak mengikuti ajaran Islam, bagi mereka itu tidak punya batas atas pelanggarannya, sehingga mereka itu bisa berbuat apa saja. Jadi, oleh karena itu, kita harus berdoa bagi orang-orang tersebut, semoga Allah memberikan kepadanya kebijaksanaan. Pesan ini adalah amanat keprihatinan dari mereka yang menderita karena penindasan. Ini juga merupakan peringatan bagi mereka, di mana orang-orang tersebut yang mereka ini merasa takut terhadap orang-orang yang melakukan pelanggaran ini. Orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai Muslim, di dalam amanat ini Allah Taala telah memberikan janjinya akan melindungi setiap orang. Orang-orang ini, yang menyatakan dirinya sebagai Muslim, tetapi tidak mengikuti perintah tersebut maka mereka itu akan mendapatkan hukuman, azab dan kutukan dari Allah. Semua orang-orang ini, yang menyatakan dirinya Muslim, daripada membawa nama buruk kepada Islam, mereka itu seharusnya mencari dan mendapatkan berkah-berkah dari keadaan ini, di mana mereka itu harus dapat merubah keadaan mereka untuk menerima berkah-berkah dari Allah dengan jalan mengikuti perintah-Nya. Kalau tidak begitu, berkah-berkah dari Allah itu tidak akan pernah ada di dalam kepercayaan mereka. Semoga Allah Taala membuat mereka ini sadar untuk mengikuti perintah ini, mereka itu harus menjadi pelindung dari setiap orang yang kepadanya orang telah bertindak yang melewati batas, serta untuk menolong mereka ini. Karena perlindungan dari Muslim itu sebagaimana yang sudah saya katakan adalah juga melekat dengan yang ini dan tergantung kepada yang itu. Di dalam ayat berikutnya Allah Taala berfirman:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Hajj (22) ayat 42:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Orang-orang yang, jika Kami teguhkan mereka di bumi, mereka mendirikan shalat dan membayar Zakat serta menyuruh berbuat kebaikan dan melarang dari keburukan. Dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Bahwa ketika kami berikan kepada mereka kedudukan yang kokoh di dunia, di mana mereka itu dapat menegakkan nizam Shalat dan Membayar Zakat, dan juga agar menasihati orang-orang lainnya untuk melakukan amal perbuatan yang baik serta mengingatkan mereka agar jangan melakukan hal yang buruk, karena yang pada akhirnya, segala sesuatunya itu adalah milik Tuhan. Jadi inilah pekerjaan dari orang-orang yang memperoleh kekuasaan yang kemudiannya, dengan pertolongan Allah Yang Maha Kuasa mereka itu akan menjadi pemenangnya terhadap para penyerang; yang kemudian mereka itu akan dapat menegakkan Pemerintahannya mereka sendiri, di mana mereka itu akan dapat hidup sesuai dengan perintah dari Allah Taala. Maka mereka itu harus meng-analisa diri mereka sendiri dan merenungkannya atas semuanya ini, bahwa apa-apa saja yang telah dianugerahkan kepada mereka itu adalah berkah kasih sayang Allah Yang Maha Kuasa. Janganlah menjadikan diri kita ini seperti orang-orang lainnya yang punya tujuan untuk memahrumkan orang-orang dari kemerdekaannya. Tetapi sebagai satu Pemerintahan Muslim, dengan tanpa membuat diskriminasi atas dasar keagamaan, maka kita harus melaksanakan keadilan ini pada setiap orang. Bagi setiap orang di dalam urusan politik Negara, kita itu harus memastikan bahwa setiap orang harus ikut serta di dalam politik negaranya dengan damai.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sebagai seorang anggota masyarakat, mereka itu harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju. Inilah pekerjaan dari Pemerintahan Muslim, dan Pemerintahan Muslim ini adalah satu azas pokok dalam menjalankan satu Pemerintahan secara Islam. Hal ini hanyalah dimungkinkan jika dalam keadaan bilamana butir hal ini menjadi sangat jelas bagi mereka, bahwa Allah Yang Maha Kuasa itu selalu dan senantiasa mengawasi saya. Tujuan saya bukanlah untuk mengambil hak-hak dari orang lain, karena ini tidak akan dapat melindungiku terhadap Allah Yang Maha Kuasa, karena Dia itu mengawasi setiap segala sesuatunya. Oleh karena itu, untuk seorang Muslim atau Pemerintahan Muslim mana saja, bilamana mereka itu mendapatkan kedamaian dan kekuasaan maka untuk selanjutnya mereka itu harus benar-benar menjadi seorang penyembah sejati, seorang peng-ibadah yang hakiki, karena jika tanpa ini, tanpa melaksanakan ibadah shalat, maka mereka itu tidaklah memiliki rasa takut kepada Tuhan di dalam hatinya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Shalat yang hakiki adalah shalat yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran akan adanya azab dari Tuhan. Allah Taala telah berfirman bahwa ada banyak orang-orang yang beribadah shalat tetapi mereka itu melakukan penghancuran di mana mereka sendiri yang akan dibinasakannya, dan shalatnya mereka itu akan dilemparkan ke mukanya. Mereka itu seharusnya berpikir, apakah mereka itu melakukan ibadah shalat seperti shalatnya orang-orang yang ikut pada perintah dari Allah.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Yang keduanya di sana ada tentang pengorbanan keuangan. Mereka itu tidaklah dapat menjalankan hak-hak dari orang lain dan memperingatkan kepada orang-orang akan hal-hal yang baik serta menghentikan orang-orang dari hal-hal yang buruk; hal ini tidaklah dapat dikerjakan dengan tanpa bantuan dari Allah, dengan tanpa rasa takut kepada Allah. Jadi, secara singkatnya dari semuanya ini adalah bahwa Pemerintahan Muslim itu, bilamana mereka itu sudah memiliki kekuasaan, maka janganlah hendaknya menggunakan kekuasaan tersebut dalam jalan yang negative atau jalan yang salah. Tetapi dengan tanpa adanya diskriminasi atas warna kulit dan kepercayaan, dengan tanpa adanya diskriminasi agama, mereka itu harus menjalankan keadilan dengan sebaik-baiknya. Inilah jalan untuk menegakkan suasana yang harmonis, yang rukun dan penuh kedamaian bagi Negara-negara tersebut. Khususnya hak-hak dari setiap penduduk adalah harus diberikan kebebasan, kemerdekaan untuk memilih agama, mana yang ia sukai di mana mereka itu harus memperoleh jaminan dari Negara, jaminan kebebasan untuk menjalankan ibadatnya menurut caranya sendiri. Inilah sebenarnya yang dapat memberikan jaminan dan garansi untuk menegakkan kedamaian yang hakiki di dunia. Oleh karena itu, tugas dan pekerjaan dari Pemerintahan Muslim itu adalah bahwa mereka ini harus menyajikan gambaran yang benar dari Pemerintahan menurut ajaran Islam kepada dunia.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Jama’at Ahmadiyyah tidak punya Pemerintahan sendiri, tetapi kami dapat berdoa, semoga Allah Taala memberi taufik kepada orang-orang ini di mana mereka itu diberi kemampuan untuk menyajikan gambaran Islam yang benar kepada dunia. Jadi, demikianlah pertempuran yang sedang dikerjakan dalam melawan Islam dari segala penjuru di mana mereka yang menyerang Islam itu, sebenarnya dikarenakan mereka itu tidak mengerti akan ajaran Islam yang hakiki dan dikarenakan kesalahan yang diperbuat sendiri oleh beberapa orang Muslim tertentu. Yang kemudian dengan melalui hal ini, maka kita dapat membuang jauh kesalah-pengertian atau misconception ini dari banyak orang-orang. Allah Taala berfirman bahwa izin yang diberikan kepada orang Muslim itu hanyalah dikarenakan adanya kondisi seperti yang telah dijelaskan tadi. Walaupun dengan sudah adanya izin tersebut, tetapi di sana ada batas-batasnya, ada peraturan dan ketentuannya. Bukan hanya dengan bebas begitu saja dengan diberikannya izin kepada mereka untuk berperang itu. Sebagaimana sudah dikatakan sebelumnya, bahwa jika pihak musuh itu melakukan penyerangan yang melewati batas terhadapmu, maka janganlah kamu juga melakukan penyerangan yang sama terhadap mereka kepadamu; tetapi sedapat mungkin bahwa kalian itu dalam melakukan peperangan tersebut adalah sejauh sebagai mempertahankan diri, jika memang benar-benar mutlak diperlukan dengan tanpa ketidak-adilan dan melakukan serangan-serangan yang melewati batas yang dilakukan oleh suatu Pemerintahan Muslim itu. Allah Taala berfirman:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Baqarah ayat 191:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dan perangilah di jalan Allah, orang-orang yang memerangi kamu, namun jangan-lah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Artinya bahwa perangilah orang-orang ini yang memang benar-benar memerangi kamu, tetapi janganlah sampai kelewat batas, karena Allah Taala tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Kemudian Allah Taala berfirman:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Baqarah ayat 192:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dan bunuhlah mereka di mana pun mereka kamu dapatkan, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusirmu; dan fitnah itu lebih buruk daripada pembunuhan. Dan janganlah kamu memerangi mereka di dekat Masjidilharam sebelum mereka memerangimu di sana. Tetapi, jika mereka memerangimu, maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dn dalam pertempuran itu, di dalam peperangan jika engkau membunuh mereka, bahwa di mana engkau menemukan mereka, serta usirlah mereka dari tempat di mana mereka telah mengusir kamu, fitnah ini lebih berat daripada membunuh. Janganlah kamu memerangi mereka di Bait-ul-haram, sebelumnya mereka memerangimu disana maka bunuhlah mereka itu; dan inilah balasan bagi orang-orang kafir itu. Kemudian Allah Taala berfirman:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Baqarah ayat 193:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Tetapi jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Jadi jika mereka itu sudah menghentikan perang tersebut maka Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Kemudian Dia berfirman selanjutnya:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Baqarah 194:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah-penindasan lagi, dan agama itu hanyalah untuk Allah. Tetapi, jika mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang-orang aniaya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Bahwa kalian akan memerangi mereka itu sampai kekacauan hilang sama sekali dan agama hanyalah menjadi bagi Allah, dan jika mereka itu sudah menghentikannya maka tidak ada lagi yang harus dilakukan terhadap mereka, kecuali kepada orang-orang yang aniaya. Jadi, inilah keadilan yang adalah ajaran dari Islam itu, bahwa izin untuk berperang itu hanyalah diberikan di dalam hal yang demikian saja, bahwa perang ini hanyalah demi untuk Allah. Apa pun juga yang dinisbahkan kepada Allah tidak boleh ada yang tidak adil. Ini berarti bahwa perang untuk Allah ini hanyalah perang terhadap orang-orang yang menghentikan kalian dari menyembah kepada Allah, yang berlaku tidak adil kepadamu. Sebagaimana yang sudah dikatakan bahwa mereka itu sudah melewati batas di dalam pelanggarannya itu. Jadi peperangan ini tidak ada tujuan lainnya kecuali bahwa hal ini dilakukan demi untuk Allah. Jika peperangan ini hanyalah untuk mencari keuntungan pribadi atau untuk keserakahan dan untuk memperbesar kawenangan dari Pemerintahan kalian, maka perang yang semacam ini sama sekali dilarang menurut ajaran dari Islam. Allah Taala telah berfirman bahwa perang ini hanya diizinkan pada saat ketika orang-orang itu menyerang kamu. Terlebih lagi perang ini juga tidak diperbolehkan jika ada satu bangsa yang memerangi kamu kemudian kamu memerangi semua dan setiap orang dari bangsa tersebut. Karena, jika kalian melakukan yang demikian, maka yang demikian itu sudah berlebih-lebihan atau kelewat batas, di mana Allah Taala tidak menyukai yang demikian itu.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Peperangan kalian hanyalah terhadap orang-orang yang benar-benar berperang terhadap kamu, yaitu orang-orang yang ada di dalam Lasykar Perangnya. Allah Taala berfirman bahwa kalian harus berusaha membatasi peperangan ini sekecil mungkin dan janganlah kemudian kalian mencari alasan untuk terus saja mendesak untuk maju. Ia harus menghentikan pertempurannya pada tempat-tempat di dekat rumah ibadah, kecuali jika memang ia berperang di sana. Jauh dari menghancurkan tempat-tempat ibadah, Y.M. Rasulullah s.a.w. biasa bersikap keras kepada para sahabat beliau bilamana mereka itu akan berangkat perang. Mereka selalu memperhatikan perintah dari Nabi s.a.w. bahwa kalian itu harus menjaga semua tempat ibadah dan tidak boleh mengganggunya. Jadi di sekitar mesjid itu tidak ada pertanyaan lagi untuk melakukan peperangan di sana, ini adalah Rumah Allah, yang rumah damai, Inilah cara untuk membawa semua orang agar berada pada satu Tangan dan satu Bangsa. Kesucian mesjid itu harus selalu dijaga, kecuali jika musuh itu datang dan memaksa kalian untuk bertempur di dekat mesjid ini.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Tujuan diberikannya izin untuk berperang ini adalah untuk menghilangkan kekacauan dari dunia. Oleh karena itu Dia berfirman, bahwa segera setelahnya kekacauan itu dapat dihapuskan dan pihak musuh sudah menghentikan dari serangan atau dari perangnya, maka dalam keadaan itu tidak boleh lagi ada suatu tindakan pun yang berlebih-lebihan. Jika hanya untuk kepentingan masalah politik, maka tidak ada suatu alasan apa pun untuk melakukan peperangan ini. Jadi demikianlah ajaran Islam itu; jika tujuan dari Islam itu hanyalah untuk menyebarkan agama ini dengan kekuatan, maka perintah ini tidak akan ada di dalam Kitab Sucinya: Fa inin tahau fa laa ‘udwaana (2:194) Maka, jika mereka berhenti (dari peperangannya), maka tidak ada permusuhan lagi.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Jadi, mereka itu tidak boleh lagi mencari-cari alasan untuk meneruskan peperangan ini. Setiap orang memiliki hak untuk hidup menurut agama dan kepercayaannya sendiri. Perang itu hanyalah pada saat ketika mereka itu nyata-nyata sedang melakukan pertempuran melawan kalian. Bukanlah untuk tujuan agar agama mereka itu diubah atau agar mereka itu mengubah atau mengganti agamanya. Di sini Allah Taala berfirman:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Anfaal (8) ayat 39:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Katakanlah kepada orang-orang yang ingkar, “Jika mereka berhenti dari apa-apa yang telah lampau, mereka akan diampuni; dan, jika mereka kembali pada perbuatannya yang salah, maka sesungguhnya telah berlaku sunnah Allah terhadap orang-orang terdahulu.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Kepada orang-orang yang ingkar itu katakanlah bahwa jika mereka menghentikan dari apa yang mereka lakukan maka mereka akan diampuni. Tetapi jika mereka mengulanginya kembali maka lihatlah pada contoh dari orang-orang yang terdahulu.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Anfaal (8) ayat 40:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Dan, perangilah mereka itu, sehingga tidak ada lagi fitnah-penindasan dan supaya agama menjadi seutuhnya bagi Allah. Tetapi, jika mereka berhenti, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang mereka kerjakan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Bahwa kalian peranglah dengan orang-orang ini yang telah membuat kekacauan; tetapi jika mereka itu menghentikannya maka Allah Taala akan memelihara dan menjaga orang-orang yang memelihara kedamaian ini. Jika mereka itu berpaling lagi maka Allah-lah yang akan menjadi penolong bagimu dan betapa indahnya pertolongan dari Allah Taala ini.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Jadi maklumat ini dibuat melalui Y.M. Nabi Muhammad s.a.w. bahwa perang ini bukanlah untuk suatu penyerangan atau tujuan lainnya, sehingga ada orang yang ditargetkan dari serangan kalian tersebut. Maklumat ini sudah pernah dikatakan kepada orang-orang kafir setelahnya Perang Badar, yang terjadi segera setelahnya hijrah. Serangan ini yang dilakukan oleh orang-orang kafir Mekkah banyak orang yang masih ingat di dalam pikirannya. Orang-orang Muslim ini menjadi obyek dari penindasan dan penganiayaan, bahkan Y.M. Rasulullah s.a.w. sendiri mendapat penyiksaan dari mereka dan masih ingat di dalam pikiran mereka. Kemudian orang-orang kafir ini menderita kekalahan ketika mereka melakukan serangan tersebut dan orang-orang Muslim bertambah semangat dan keberaniannya serta mereka lebih yakin lagi akan adanya pertolongan dari Allah Yang Maha Kuasa. Namun Allah Taala meminta kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk mengumumkan bahwa Allah Taala itu jauh dari untuk memberikan serangan balasan. Setiap orang Muslim diharapkan bahwa ia itu akan menjadi Duta Perdamaian. Itulah sebabnya pengumuman ini dikeluarkan bahwa kami memaafkan semua apa yang kamu lakukan di masa lalu. Kami memaafkan atas beban kerugian karena perang ini, jika kalian mau membuat membuat pakta perjanjian dengan kami bahwa kalian itu tidak akan menyerang kami lagi. Jika kalian mau membuat janji seperti itu, maka kami pun akan mengikutinya dan kami mau menerima perjanjian tersebut. Tetapi bilamana kamu itu akan melakukan penyerangan kembali maka kami akan mempertahankan diri kami dan akan mengambil tindakan balasan untuk itu. Jadi, demi untuk Allah dan demi untuk perdamaian dari dunialah jika kami itu melakukan peperangan dan jika untuk itu maka kami akan melakukannya. Ini juga menjawab kritikan tuduhan yang ada di sana: wa yakuunad diinu kulluhu lillaahi (6:40) dan jadilah agama itu semuanya bagi Allah.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Mereka mengutip ayat ini dan mengatakan diin, agama itu seluruhnya adalah bagi Allah. Pihak lawan menyerang dan mengkritiknya bahwa orang-orang Muslim itu ada di bawah perintah bahwa mereka ini harus terus maju dalam pertempuran untuk menyebarkan agama dengan pedang sampai agama ini menjadi unggul di dunia. Inilah ketidak mengertian mereka itu, yang dengan berkata demikian begitu saja dengan tanpa sesuatu dasar pun. Jika mereka memperhatikan konteksnya, jika mereka menggabungkannya dengan ayat-ayat lainnya yang sudah saya sebutkan, maka artinya akan sama sekali berbeda. Sejauh dalam hal agama yang sama sekali merupakan hal pribadi di mana setiap orang itu bebas untuk mengikuti agama mana yang ia sukainya. Jadi kemudahannya di dalam amanat Islam itu adalah bahwa tanggung-jawabnya itu tidak diperbolehkannya bagi mereka untuk melakukan pemaksaan atas kepercayaan masing-masing orang ini. Arti dari ayat ini hanyalah bahwa apa pun yang kamu lakukan maka kamu hanya mengerjakannya demi untuk Allah; bukan dengan memaksakan sesuatu kepada orang lainnya. Jika ada orang yang tidak mempercayainya maka hal itu terserahlah pada dia saja, Allah Taala hanya akan melihat pada apa yang orang lakukan dan Allah Taala akan melakukan apa yang Dia inginkan dengan orang-orang ini.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Tentang Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. juga kadang-kadang mereka itu menyampaikan keberatannya bahwa beliau itu biasa mengangkat senjata demi untuk keperluan beliau sendiri; ketika Y.M. Rasulullah s.a.w. menulis surat tabligh kepada Raja, beliau biasa mengutus seseorang aslim taslim kemudian beliau akan mengatakan bahwa Tuan percaya dan beriman kepada Islam dan dengan ini maka Tuan akan dilindungi. Ada orang-orang yang punya pikiran bahwa anjuran seperti ini adalah merupakan semacam ancaman, dengan mengatakan agar Tuan mempercayai pada Islam, atau kalau tidak mempercayainya maka kami akan memaksakannya dengan menggunakan kekuatan.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Yang pertama-tamanya adalah bahwa Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. biasa menulis surat tabligh yang di dalamnya berisi amanat perdamaian, inilah yang biasa beliau sampaikan. Oleh karena itu, jika Tuan mengikuti akan pesan ini yang adalah pesan perdamaian maka Tuan akan berada di bawah naungan ini. Kritikan-kritikan tersebut yang mereka lihat dari sisi yang sebelahnya, maka apakah mereka itu tidak menyadarinya butir ini bahwa Y.M. Nabi Muhammad s.a.w. itu menulis surat ini yang ditujukan kepada Raja yang sangat kuat di zaman itu. Berdasarkan kritikan dari mereka, mereka menganggapnya surat tersebut adalah berupa ancaman. Pada satu ketika beliau menulis banyak surat-surat kepada semua Raja-raja yang berkuasa dan kuat di saat itu, dengan mengatakan bahwa jika kamu tidak menerimanya maka kamu bersiap-siaplah untuk perang. Tidak ada orang yang waras pikirannya, yang tidak mungkin melakukan hal ini bahwa ia itu akan berhadapan atau berusaha berkonfrontasi dengan semua orang-orang para Adi Kuasa di saat itu, pada satu saat yang bersamaan. Paling tidak orang itu harus punya akal untuk dapat memikirkannya dengan cara yang sehat.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Y.M. Nabi Muhammad, Rasulullah s.a.w. adalah seorang Nabi Allah dan beliau percaya sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Kuasa; beliau telah menyampaikan pesan amanat ini, tetapi beliau memberikan pesan ini dengan tujuan menginginkan agar Tuan mendapatkan kesejahteraan dan kebaikan di mana beliau itu mempercayai sepenuhnya bahwa hanya di dalam agama Islam inilah akan diperoleh kedamaian bagi setiap orang. Inilah agama yang menyebarkan kedamaian, oleh karena itu orang-orang yang ada di dunia harus menerima agama ini. Dan untuk tujuan inilah beliau itu menyampaikan pesan amanat ini kepada orang-orang di dunia. Beliau mengirimkan surat kepada semua Raja-raja yang ada di zaman itu. Tidak ada seorang pun yang memiliki kepercayaan seperti ini yang lebih dari pada Y.M. Rasulullah s.a.w., orang yang diberi Syariat terakhir oleh Allah Yang Maha Kuasa. Inilah pesan tersebut yang sebenarnya adalah sebuah jaminan untuk menegakkan kedamaian dunia. Oleh karena itu beliau s.a.w. mengirimkan pesan amanat ini kepada Raja-raja di zamannya dengan banyak kata-kata di mana pesan ini hanyalah karena kebaikan beliau, di mana amanat ini juga beliau sampaikan kepada setiap orang yang melakukan penyerangan kepada Islam. Pesan ini telah diberikan kepada orang-orang sebelumnya ada peperangan, yang membuktikan bahwa Islam adalah agama perdamaian dan kerukunan yang harmonis. Jadi jika kalian sekarang melakukan peperangan terhadap kami, maka sekali lagi, sekali lagi kami sampaikan pesan perdamaian ini, bahwa jika kalian ingin tetap memegang agama kalian, maka kalian boleh tetap memegang agama ini dan melaksanakan ibadat sesuai dengan cara kalian. Tetapi kalian itu harus menghentikan konspirasi kalian terhadap Islam dan tidak melakukan penindasan kepada orang-orang Islam; tetapi sekarang ini jika kalian itu memaksa melakukan peperangan terhadap kami maka sebagai solusinya ialah bahwa jika kalian itu kalah dalam perang, maka kalian harus menyerah dan jika sudah menyerah maka kalian harus menerima pesan perdamaian ini, yaitu untuk tidak masuk dalam perang lagi, maka jika demikian adalah baik dan semua hak-hak kalian akan diberikan kepada kalian. Jadi oleh karena itu tuduhan tersebut adalah sama sekali salah, bahwa na-udzubillah yang dimikian itu tidak adil bagi orang-orang ini, karena apa pun jalan yang diambil hanyalah untuk tujuan menegakkan kedamaian dengan kemerdekaan sepenuhnya yang diberikan kepada semua orang-orang.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Sejarah menyaksikan bahwa di dalam pertempuran itu betapa beliau ini biasa banyak memperhatikan orang-orang yang berada di bawahnya sehingga beliau mengatakan bahwa ada pelajaran di dalam peperangan itu. Beliau selalu melakukan penyerangan pada siang hari; tidak ada pembunuhan terhadap anak-anak dan tidak ada pembunuhan terhadap orang-orang perempuan. Pendeta-pendeta Kristiani dan pemimpin-pemimpin keagamaan lainnya tidak boleh dibunuh; tidak semua orang harus dibunuh, orang yang benar-benar tidak ikut di dalam peperangan walaupun seorang pemuda, ia itu tidak boleh dibunuh. Tidak ada tindakan terror untuk menakut-nakuti orang-orang; tentara Muslimin jika mereka tinggal di satu tempat jangan sampai mengganggu kenyamanan orang-orang di sana. Maka orang-orang yang tidak mengikuti ketentuan ini, berarti peperangan dia bukanlah untuk demi Tuhan, tetapi merupakan sebuah peperangan untuk keserakahan dirinya. Setiap peperangan untuk membela rakyat harus selalu adil, tetapi penyerangan adalah satu hal yang buruk. Maka untuk menghentikan penyerangan ini, sebenarnya pelajaran ini yang ada dan diberikan di dalam Islam adalah bahwa apa pun yang engkau lakukan itu adalah demi untuk Allah. Inilah ketinggian dari kebaikan terhadap manusia bahwa kalian itu jangan sampai melukai muka dari orang, beliau menjaga para tahanan agar mereka nyaman. Ada orang yang barangkali ditawan di dalam rumah, dimana orang-orang biasa hidup dengan buah korma, tetapi makanan dan roti yang layak telah disediakan bagi orang-orang tersebut. Jika seorang anak kecil mempunyai roti, maka ia pun akan memberikan yang sama kepadaku, saya sering merasa malu karena ini, tetapi beliau tidak dapat menolaknya karena ini adalah ajaran dari Islam. Jadi, mereka itu memaksanya untuk memberikan roti tersebut kepadaku, demikianlah sikap dari anak-anak juga. Jadi demikianlah ajaran mengenai kedamaian dan kerukunan hidup yang harmonis serta kebaikan dan kecintaan dengan menegakkan hak dan keadilan yang telah diberikan oleh Y.M. Rasulullah s.a.w. kepada orang-orang beliau. Setiap anak kecil sudah tahu betul bahwa Islam itu tidak lain hanyalah kedamaian dan kerukunan. Sebegitu jauh di dalam hubungan dengan bangsa lainnya, beliau memperlihatkan kebaikan hatinya kepada para Duta, Ambassador dan Perwakilan dari Bangsa-bangsa lain. Jadi perintahnya dari beliau itu adalah agar supaya berlaku baik kepada para Wakil tersebut, walaupun mereka itu berbuat kesalahan maka agar banyak-banyak dimaafkan saja, sehingga beliau mengatakan dalam upaya menegakkan kedamaian itu, bahwa jika ada seorang Muslim yang melakukan kesalahan terhadap seorang tawanan perang, maka tawanan itu harus dibebaskan dengan tanpa pembayaran apa-apa. Jadi demikianlah sudah dibuat jelas bahwa peperangan dalam Islam itu bukanlah demi untuk peperangan atau untuk kepentingan seseorang, tetapi adalah untuk menegakkan kebebasan dalam beragama.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ajaran tentang perlakuan baik terhadap para tawanan dikatakan:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Surah Al-Nuur (24) ayat 34:<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />……… Dan orang-orang yang menghendaki surat pembebasan budak, dari apa yang dimiliki oleh tangan kananmu, maka tuliskanlah bagi mereka, jika kamu mengetahui sesuatu kebaikan yang ada dalam diri mereka; dan berikanlah kepada mereka dari harta Allah yang telah Dia berikan kepadamu. …..<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Di sana, jika tidak ada seseorang yang akan melakukan pembayaran atas namanya sebagai uang tebusan, jadi berarti bahwa arti ayat yang tadi dikutip itu adalah, jika di antara para tawanan perang itu, ada orang yang ingin mengatur pembebasannya, jika kalian dapat menemukan orang yang cocok untuk itu, yakni jika ada yang mampu mengerjakan sesuatu pekerjaan tertentu menurut komitmen ini, dan kemudian ia dapat memperoleh satu pembayaran yang kemudian dipakai untuk membayar kembali uang tebusannya, maka silahkanlah dibuat perjanjiannya; dan dengan uang yang Allah Taala berikan kepadamu itu, belanjakanlah juga seberapa untuk orang-orang ini. Jadi di zaman itu, pengeluaran ini biasa dipenuhi dari kontribusi orang-orang tersebut. Jadi Juragan yang memiliki budak belian ini, ia harus menjaganya bahwa ada sejumlah uang perolehannya yang akan digunakan untuk pembebasannya itu. Jadi, apa pun yang kalian dapat berikan kepadanya, berikanlah kepadanya sebagai pertolongan sehingga ia dapat memperoleh kebebasannya dan kemudian dapat bekerja sebagai seorang yang merdeka. Sehingga kemudian ia itu dapat menjadi seorang rakyat yang merdeka dari Negara, karena ia masih layak untuk itu di mana keterampilannya dapat dimanfaatkan bagi Negara. Jadi, demikianlah ajaran yang indah dari Islam itu, yang berkaitan dengan semua dan dengan setiap golongan di dalam masyarakat, inilah yang benar-benar memberikan kemerdekaan bagi tiap-tiap orang itu.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Semoga Allah Taala menolong kepada setiap orang Ahmadi, agar ajaran yang indah dengan berbagai macam aspeknya sebagaimana yang sudah saya katakan itu, semoga diberikan taufik dan kemampuan untuk menyampaikan dan memperkenalkan ajaran Islam yang indah ini ke seluruh dunia. Aamiiin.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Hudhur aba mengatakan saya akan menyampaikan sebuah berita duka, bahwa seorang Ahmadi yang mukhlis, Abdul Salaam Madson Sahib dari Denmark telah meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2007, inna lillahi wa inna ilayhi raji’uun. Ayahnya adalah seorang pendeta Kristiani. Ia juga pernah belajar Teologi di Universitas, di mana ia mempelajari tentang Kristianity, karena ia ingin menjadi seorang pendeta. Tetapi setelahnya beliau mempelajari Kitab Suci Al-Qur’an maka terjadilah perubahan besar di dalam dirinya dan ketika ia sedang mempersiapkan ujian akhir di Universitasnya pada tahun 1955, beliau meninggalkan Kristiani dan masuk Islam. Setelahnya itu, pada tahun 1956 seorang Mubalig kami di Denmark, Mr. Kamal Yususf Sahib yang saat itu berada di Swedia, maka melalui beliau, setelah menyelidikinya dengan penuh seksama, beliau bai’at pada tahun 1958 dizamannya Khilafat Tsania dan bergabung dengan Ahmadiyya Muslim Jama’at. Pada tahun 1958 beliau ber-Wassiyat, jadi di Negara Scandinavia itu beliau menjadi seorang Musi yang pertama. Pada tahun 1961 beliau mendaftarkan dirinya sebagai wakaf zindeqi, dan pada tahun 1962 beliau diangkat sebagai Muballig biasa dan demikianlah sampai akhir hayatnya itu. Beliau cakap berbahasa Inggris, Arab dan Jerman. Beliau menterjemahkan Kitab Suci Al-Qur’an ke dalam Bahasa Denmark yang diterbitkan pertama kalinya pada tahun 1967. Selain dari menterjemahkan Al-Qur’aan beliau telah menerbitkan banyak literature Jama’at, termasuk beberapa buku Hadhrat Masih Mau’ud a.s. Jadi, beliau itu telah memberikan pengkhidmatan yang besar; untuk beberapa lamanya beliau menderita sakit kanker dan banyak mengirimkan pesan meminta doa. Beliau berhubungan erat dengan semua Khilafat. Istrinya bai’at masuk Jama’at Ahmadiyyah pada tahun 1967; beliau meninggalkan istri dan seorang anak laki-laki. Setelahnya shalat Jum’at saya akan mengimami Shalat Jenazah beliau.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Yang keduanya Ustadz Jabee Salee dari Senegal yang baru saja meninggal, inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun. Beliau adalah salah seorang perintis di Senegal. Beliau seorang Dai Ilallah yang bagus dan sangat aktif. Beliau adalah seorang yang terpelajar dan masyhur, guru Bahasa Arab; orang-orang dari desa-desa lainnya biasa datang kepada beliau untuk belajar ilmu dari beliau. Sejak tahun 1985 beliau berkhidmat sebagai seorang Muallim di mana beliau terus menjalankan tugasnya sampai di akhir hayatnya.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Semoga Allah Taala meninggikan kedudukan spiritualnya di Syurga dan memberikan pengampunan kepada beliau-beliau. Setelah Shalat Jum’at kita akan melaksanakan Shalat Jenazah Ghaib bagi arwah almarhum berdua. </div>
<div style="padding: 0px;">
</div>
<div style="clear: both; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="post-footer" style="font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="post-footer-line post-footer-line-1" style="margin: 0px; padding: 0px;">
<span class="post-author vcard" style="margin: 0px; padding: 0px;">Diposkan oleh <span class="fn" style="margin: 0px; padding: 0px;">Muhammad Yaqub</span> </span><span class="post-timestamp" style="margin: 0px; padding: 0px;">di <abbr class="published" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="2008-02-08T21:45:00-08:00"><a class="timestamp-link" href="http://surga-mu.blogspot.com/2008/02/ajaran-islam-untuk-kedamaian-dan.html" rel="bookmark" style="margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="permanent link">21.45</a></abbr></span><br />
<span class="post-timestamp" style="margin: 0px; padding: 0px;">dari :</span><a href="http://surga-mu.blogspot.com/">http://surga-mu.blogspot.com/</a></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-12230923024170342202013-07-13T08:48:00.004-07:002013-07-13T08:48:54.479-07:00Berkat Daripada Agama Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqURtDCfdbpQiVU69K9k3vJqIZZeWtrWGkanBRshbkDVXGWqkWhCVfsuRLOHIvBCzNNx4o3l7nU-Pb7L266w03tedCkkTbnDC1A7UVT7Yk8i1cKoXiH5Amz3A1xIk7xTQQglKluNFm9u8/s1600/islam+2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqURtDCfdbpQiVU69K9k3vJqIZZeWtrWGkanBRshbkDVXGWqkWhCVfsuRLOHIvBCzNNx4o3l7nU-Pb7L266w03tedCkkTbnDC1A7UVT7Yk8i1cKoXiH5Amz3A1xIk7xTQQglKluNFm9u8/s1600/islam+2.jpg" /></a></div>
<br />
<h2 style="background-color: white; color: #222222; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 30px; line-height: 1.1; margin: 0px; padding: 0px 25px 0px 0px;">
<span style="color: #444444; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 22.390625px;">Sekarang aku akan memperjelas apa yang dimaksud dengan buah daripada Islam. Ketika seorang pencari kebenaran Tuhan memutuskan untuk menerima Islam dan seluruh panca indranya mulai menapaki jalan Allah yang Maha Kuasa tanpa ada kepura-puraan maka hasil dari upayanya itu akan berbentuk bimbingan Ilahi dalam manifestasi yang lebih tinggi lagi, bebas dari segala hambatan, langsung menuju kepada Wujud-Nya.</span><div class="fullpost" style="color: #444444; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 22.390625px; margin: 0px; padding: 0px;">
Berbagai macam berkat akan turun atas dirinya dan semua aqidah serta perintah yang tadinya diterima hanya karena mendengar atau diyakini, sekarang dialami sebagai suatu realitas dan kepastian melalui media ru”.ya, kashaf dan wahyu. Rahasia-rahasia keimanan dan shariah dibukakan kepadanya dan ia diberikan kesempatan untuk melihat kerajaan Ilahi, dan dengan demikian ia mencapai tingkat keyakinan dan pemahaman keimanan yang sempurna. Karunia berkat akan memberi tanda pada lidah, perkataan, tindakan dan semua gerakannya. Ia akan dikaruniai keberanian dan keteguhan yang luar biasa, dan kemampuan pemahamannya akan berkembang ke tingkat yang amat tinggi. Ia akan terbebas dari berbagai hambatan manusiawi seperti kekejian, kekikiran, kecenderungan untuk tersandung terantuk-antuk, kecupetan pandangan, godaan hawa nafsu, akhlak yang rendah serta semua kegelapan dalam egonya, dan ia akan diisi dengan Nur dari sifat-sifat Ilahi.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Dengan demikian ia akan menjalani perubahan total dan seolah-olah mengenakan pakaian dari suatu kelahiran baru. Ia selanjutnya mendengar melalui Allah yang Maha Kuasa, melihat melalui Dia, bergerak bersama-Nya, berhenti karena Dia, kemarahan dirinya menjadi kemurkaan Allah dan kasih sayang dirinya menjadi kasih dari Dia yang Maha Perkasa.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Ketika ia sampai pada taraf demikian maka doa-doanya telah didengar sebagai pertanda bahwa ia itu telah terpilih dan bukan semata-mata sebagai suatu percobaan. Ia akan menjadi bukti eksistensi Allah di muka bumi dan menjadi lambang keamanan dari Tuhan. Langit bergembira atas keadaannya dan berkat dengan nilai yang paling tinggi akan dikaruniakan kepadanya dalam bentuk firman Tuhan yang bebas dari segala keraguan yang akan langsung turun ke hatinya, seperti sinar bulan yang menembus langsung tanpa ada kabut yang menghalangi. Nur tersebut membawa rasa kesenangan yang efektif dan memberikan kepuasan, keselesaan dan keamanan. Perbedaan di antara komunikasi dengan Tuhan seperti ini dibanding dengan wahyu adalah wahyu merupakan sumber mata air yang mengalir abadi bagi hamba-hamba Allah yang terpilih. Mereka itu berbicara, melihat dan mendengar bersama Rohul Kudus dan segala niat mereka merupakan hembusan nafas Rohul Kudus. Sesungguhnya mereka itu menjadi cerminan dan peneguhan dari ayat:<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /> <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />“Ia tidak berkata-kata menurut kehendak sendiri. Perkataannya tidak lain melainkan wahyu bersih yang diwahyukan oleh Allah”. (S.53 An-Najm:4-5).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Hal itu hanya bisa digambarkan sebagai manifestasi khusus dari Allah yang Maha Agung yang disampaikan melalui malaikat pilihan. Tujuannya adalah memberikan kesan dari terkabulnya doa-doa yang bersangkutan, atau untuk memberitahukan sesuatu yang baru atau rahasia, atau menyangkut suatu kejadian di masa depan, atau menyampaikan keridhoan atau teguran Ilahi mengenai apa pun, atau juga untuk memberikan kepastian dan pemahaman mengenai suatu hal. Semua itu merupakan firman Ilahi yang dimanifestasikan dalam bentuk percakapan dalam rangka mencipta¬kan pemahaman dan kepuasan. Sulit untuk menjelaskannya lebih lanjut. Semuanya itu berbentuk suara yang datang dari Allah dan diterima dalam bentuk kata-kata yang memberikan kenikmatan penuh dengan berkat, dilambari manifestasi dari keagungan samawi, serta bebas sama sekali dari refleksi atau perasaan dirinya sendiri. <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />(Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 226-233, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Aku hanya beriman kepada Islam saja sebagai satu-satunya agama yang benar dan menganggap agama-agama lain sebagai kumpulan berkas kepalsuan. Aku meyakini bahwa dengan beriman kepada agama Islam maka curahan Nur mengalir di seluruh tubuhku. Melalui kecintaan kepada Hadzrat Rasulullah s.a.w. aku telah mencapai tingkat kedekatan samawi yang tinggi, serta terkabulnya doa-doaku yang hanya bisa dicapai oleh seorang pengikut Nabi yang benar Rasulullah s.a.w. dan bukan dengan cara lain. Kalau umat Hindu dan Kristen atau pun yang lainnya memohon kepada tuhan-tuhan palsu mereka, bahkan sampai mati pun mereka tidak akan pernah mencapai tingkatan tersebut. Aku benar-benar mendengar suara Tuhan, yang bagi orang lain baru menjadi teori saja. Aku telah diperlihatkan dan diberitahukan serta dijadikan menyadari bahwa hanya Islam saja yang merupakan agama yang benar di dunia. Juga diungkapkan kepadaku bahwa semua yang aku terima itu adalah karena berkat dari mengikuti Khatamul Anbiya s.a.w. dan padanannya tidak akan ditemukan pada agama lainnya, karena semua agama itu adalah palsu. <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />(Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 275-276, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Beribu syukur bagi Allah yang Maha Kuasa yang telah menganugerahkan kepada kita sebuah agama yang bisa menjadi sarana untuk memperoleh pengetahuan mengenai dan ketakutan kepada Tuhan yang tidak ada padanannya sepanjang masa. Beribu berkat semoga diturunkan kepada Yang Mulia Nabi Suci s.a.w. melalui siapa kita masuk dalam agama ini dan beribu rahmat semoga dilimpahkan kepada para sahabat beliau yang telah mengairi taman ini dengan darah mereka.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Islam adalah agama yang demikian diberkati dan dekat dengan Tuhan sehingga orang yang mengikutinya dengan tulus dan mematuhi semua ajaran, tegahan dan petunjuknya sebagaimana diutarakan dalam Kitab Suci Allah yang Maha Luhur yaitu Al-Qur’an, maka ia akan bersua Tuhan bahkan dalam kehidupan ini sekarang. Untuk mengenali Tuhan yang tersembunyi dari pandangan dunia di belakang ribuan cadar, tidak ada cara lain kecuali dengan mengikuti ajaran Al-Qur’an. Al-Qur’an Suci menuntun kita menuju Allah yang Maha Perkasa melalui penalaran dan tanda-tanda samawi dengan cara yang mudah. Kitab ini mengandung berkat dan kekuatan magnetis yang akan menarik seorang pencari Tuhan ke arah Wujud-Nya serta memberikan Nur, kepuasan dan kenyamanan. Seorang yang beriman sepenuhnya kepada Al-Qur’an tidak hanya akan merenungi bahwa selayaknya ada sosok Pencipta dari alam yang begini indah sebagaimana yang dilakukan para filosof, tetapi ia juga akan memperoleh wawasan batin dan dikaruniai kashaf mulia yang dilihat dengan keyakinan pandangan bahwa Sang Pencipta itu memang benar ada. Ia yang dikaruniai dengan Nur dari Firman Suci itu tidak hanya akan menerka-nerka saja sebagaimana mereka yang bersandar kepada logika semata bahwa Tuhan itu Esa, tanpa sekutu, tetapi melalui beratus tanda-tanda cemerlang yang menuntunnya keluar dari kegelapan, melihat sebagai suatu kenyataan bahwa Allah memang tidak mempunyai sekutu, baik dalam Wujud-Nya mau pun dalam Sifat-sifat-Nya. Ia akan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa ia meyakini Ketauhidan Ilahi. Keagungan dari Ketauhidan Ilahi memenuhi seluruh relung kalbunya sehingga sejalan dengan kehendak Ilahi, ia akan memandang seluruh dunia ini tidak lebih baik daripada melihat serangga mati dan bahkan tidak berarti apa-apa sama sekali. (Barahin Ahmadiyah, bag. V, sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 21, hal. 25-26, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *</div>
<div class="fullpost" style="color: #444444; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 22.390625px; margin: 0px; padding: 0px;">
sumber : <a href="http://narasumberislam.blogspot.com/">http://narasumberislam.blogspot.com</a></div>
</h2>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-9574636063293487432013-07-13T08:39:00.002-07:002013-07-13T08:39:54.221-07:00Agama Islam Sebagai Realitas Sempurna<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyfeJ2uySxWk8rB0-5_QTz4q-w5eTxG8ILemW2yPgC_Y-PFwqq3q4KTnloZ2FWbtiyp1r5ESZUa3-kYuOUjVeH-lo9Xa9oOmlVnfFQ8TVKh80veoOr6R1iukXH0BJj1_wd-V96Vj6zksI/s1600/islam+image.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyfeJ2uySxWk8rB0-5_QTz4q-w5eTxG8ILemW2yPgC_Y-PFwqq3q4KTnloZ2FWbtiyp1r5ESZUa3-kYuOUjVeH-lo9Xa9oOmlVnfFQ8TVKh80veoOr6R1iukXH0BJj1_wd-V96Vj6zksI/s1600/islam+image.jpg" /></a></div>
<br />
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px;">Yang utama harus dipahami adalah apa yang dimaksud dengan realitas daripada Islam, bagaimana cara-cara mencapai realitas tersebut dan apa hasil yang didapat dengan mengikuti realitas demikian karena pengetahuan mengenai hal ini merupakan inti pokok guna memahami berbagai mistri. Alangkah baiknya jika para lawan kita mau mempelajari masalah ini dengan tekun karena berbagai keraguan yang menerpa pikiran mereka adalah akibat dari kegagalan mereka mencerna secara sempurna realitas Islam,</span><br />
<div class="fullpost" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0px; padding: 0px;">
sumber-sumbernya dan buahnya. Para lawan agama kita juga akan memperoleh manfaat dari telaah demikian. Mereka akan bisa memahami apa yang dimaksud dengan agama dan apa yang menjadi tanda-tanda kebenarannya.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Dalam istilah bahasa Arab, kata Islam mengandung arti uang yang dibayarkan untuk menyelesaikan suatu perjanjian, atau menyerahkan urusan kepada seseorang, atau mencari kedamaian, atau menyerah mengenai suatu hal atau pandangan. Pengertian tehnikal daripada Islam dikemukakan dalam ayat:<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />“Yang benar, barangsiapa menyerahkan dirinya kepada Allah dan juga ia berbuat kebajikan, maka bagi ia ada ganjarannya di sisi Tuhan-nya. Dan tak akan ada ketakutan menimpa mereka mengenai yang akan datang dan tidak pula mereka akan berdukacita mengenai apa yang sudah lampau”. (S.2 Al-Baqarah:113).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Dengan demikian Islam berarti seseorang yang menyerahkan diri sepenuhnya di jalan Allah yang Maha Kuasa, yaitu orang yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah yang Maha Perkasa dalam mengikuti petunjuk-Nya dan berusaha mencari keridhoan-Nya, lalu bersiteguh melakukan amal baik demi Allah s.w.t.dan mengerahkan seluruh kemampuan dirinya untuk tujuan tersebut. Dengan kata lain ia menjadi milik Allah sepenuhnya, baik secara aqidah mau pun pelaksanaannya.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Menjadi milik Allah secara aqidah mengandung arti bahwa seseorang meyakini kalau dirinya diciptakan sebagai makhluk yang mengakui Allah yang Maha Kuasa, kepatuhan kepada-Nya serta mencari kasih dan keridhoan-Nya. Menjadi milik Allah dalam pelaksanaan bermakna melakukan segala sesuatu yang baik dengan segala kemampuannya secara rajin dan penuh perhatian seolah-olah melihat wujud yang Maha Terkasih di dalam cermin keitaatannya. (Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 57-58, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Realitas daripada Islam adalah seperti menyerahkan leher kita kepada Allah s.w.t. sebagaimana seekor domba kurban, meninggalkan semua keinginan diri sendiri dan mengabdi sepenuhnya kepada keinginan dan keridhoan Allah, melenyapkan diri di dalam Tuhan dan seolah memfanakan dirinya sendiri, menjadi diwarnai dengan kasih Allah serta taat penuh kepada-Nya semata-mata karena mengharapkan Kasih-Nya, memperoleh mata yang bisa melihat melalui Dia dan mendapatkan telinga yang bisa mendengar semata-mata melalui Wujud-Nya, menyempurnakan hati yang sepenuhnya diabdikan kepada-Nya, dan mendapat lidah yang bicara semata-mata berdasar perintah-Nya. Ini adalah tingkatan dimana semua kegiatan pencaharian telah berakhir, kemampuan manusia telah menyelesaikan semua fungsi-fungsinya dan ego manusia menjadi mati sama sekali. Pada saat itu barulah rahmat Ilahi akan memberikan kepada si pencari itu hidup yang baru melalui kata-kata-Nya yang hidup dan Nur-Nya yang bercahaya. Ia itu akan memperoleh kehormatan berkomunikasi dengan Allah s.w.t. dan sebuah Nur yang indah yang tidak bisa dikenali melalui penalaran biasa serta tidak dikenal oleh mata manusia, akan masuk ke dalam hatinya sebagaimana firman Allah: <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”. (S.50 Qaf:17).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Melalui cara demikian, Allah mengaruniakan kedekatan Wujud-Nya kepada manusia. Kemudian datang saatnya dimana kebutaan yang bersangkutan diangkat dan matanya diberi wawasan mendalam dimana manusia akan melihat Tuhan-nya dengan mata yang baru, mendengar suara-Nya serta merasa dirinya diselaputi jubah Nur-Nya. Dengan cara demikian itulah tujuan daripada agama tercapai dan setelah bertemu dengan Tuhan-nya maka manusia akan membuang baju kotor dari kehidupan rendahnya dan mengenakan jubah Nur serta menanti penampilan daripada Allah dan surga, tidak semata-mata sebagai janji yang akan dipenuhi di akhirat, tetapi dalam kehidupan sekarang pun ia sudah akan memperoleh karunia pemandangan, komunikasi dan surga itu sendiri. Sebagaimana dinyatakan Allah s.w.t. bahwa: <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />“Adapun orang-orang yang berkata: “Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka bersiteguh, malaikat-malaikat turun kepada mereka sambil meyakinkan mereka: "Janganlah kamu takut dan jangan pula berduka cita, dan bergembiralah atas khabar suka tentang surga yang telah dijanjikan kepadamu” (S.41 Fushshilat:31).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Hal ini berarti bahwa para malaikat akan turun kepada mereka yang menyatakan bahwa Tuhan mereka adalah yang Maha Esa yang memiliki semua sifat sempurna, yang tidak mempunyai sekutu dalam Wujud maupun Sifat-sifat-Nya, dimana setelah mengikrarkan demikian mereka lalu bersiteguh sehingga tidak ada yang namanya gempa bumi, bencana atau pun ancaman kematian bisa menggoyang keimanan mereka. Allah s.w.t. berbicara dengan mereka dan meyakinkan mereka agar tidak perlu merasa takut atas segala bencana atau musuh serta jangan merasa sedih atas segala kesialan mereka di masa lalu. Dia meyakinkan mereka bahwa Dia ada beserta mereka dan bahwa Dia telah mengaruniakan kepada mereka surga di dunia ini juga sebagaimana dijanjikan dimana mereka bisa bergembira di dalamnya.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Ini adalah janji yang sekarang ini pun telah dipenuhi. Banyak kesaksian dari ribuan orang dalam Islam yang rendah hati yang telah menikmati surga keruhanian sebagaimana dijanjikan dalam firman tersebut. Para penganut Islam yang benar oleh Allah yang Maha Kuasa telah dijadikan pewaris dari para muttaqi terdahulu dan mereka memperoleh karunia sama seperti yang telah diterima para pendahulunya itu. <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />(Khutbah Lahore, Lahore, Rifahi Aam Steam Press, 1904: sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 20, hal. 160-161, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Seseorang dikatakan Muslim jika seluruh wujudnya beserta seluruh kemampuannya, baik jasmani maupun ruhani, diabdikan seluruhnya kepada Allah yang Maha Agung dan amanah yang ditugaskan oleh yang Maha Agung dilaksanakan olehnya demi atas nama yang Maha Memberi. Ia itu harus memperlihatkan ke-Muslimannya tidak saja secara aqidah tetapi juga dalam amal perbuatan. Dengan kata lain, seorang yang mengaku sebagai Muslim harus membuktikan bahwa tangan dan kaki, hati dan pikiran, penalaran dan pemahaman, kemarahan dan kasih, kelembutan dan pengetahuan, semua kemampuan jasmani dan ruhani, kehormatan dan harta bendanya, kesenangan dan kesukaan serta apa pun yang berkaitan dengan dirinya dari puncak kepala sampai ke alas kakinya, berikut dengan segala motivasi dirinya, segala ketakutan, segala nafsu, telah dibaktikan kepada Allah yang Maha Perkasa sebagaimana anggota tubuhnya sendiri berbakti kepada dirinya.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Harus dibuktikan bahwa ketulusannya telah mencapai suatu tingkatan dimana apa pun yang menjadi miliknya bukan lagi haknya tetapi menjadi milik Allah yang Maha Agung, dan bahwa semua anggota tubuh serta kemampuan dirinya telah demikian diabdikan kepada pelayanan Allah s.w.t. seolah-olah semuanya itu menjadi anggota tubuh Ilahi. Renungan atas ayat-ayat tersebut (S.2 Al-BAqarah:113) menunjukkan secara jelas bahwa mengabdi¬kan hidup seseorang kepada pengkhidmatan Allah s.w.t., yang merupakan inti pokok daripada agama Islam, mengandung dua aspek. Pertama, bahwa Allah yang Maha Kuasa harus menjadi tumpuan kepercayaan dan sasaran yang haqiqi serta yang terkasih, dan bahwa tidak ada satu pun yang disekutukan dalam penyembahan Wujud-Nya, kecintaan kepada-Nya serta harapan kepada-Nya. Semua firman, batasan, larangan serta ketentuan-Nya harus diterima dengan kerendahan hati. Semua kebenaran dan pemahaman yang menjadi sarana untuk menghargai kekuasaan-Nya yang Maha Besar serta untuk meneliti keagungan luas kerajaan dan kekuasaan-Nya yang menjadi petunjuk untuk mengenali karunia dan rahmat-Nya, juga harus ditegakkan.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Aspek kedua dari pengabdian diri kepada pengkhidmatan Allah yang Maha Kuasa adalah dengan mengabdikan dirinya kepada mengkhidmati makhluk ciptaan-Nya, mengasihi mereka, berbagi beban dan kesedihan mereka. Selayaknya ia bersusahpayah untuk memberikan kesenangan kepada mereka dan mengalami kesedihan untuk bisa memberikan penghiburan.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Dari sini terlihat bahwa yang namanya realitas Islam itu adalah sesuatu yang amat luhur dimana tidak ada seorang pun bisa benar-benar mengaku Muslim sampai ia itu menyerahkan seluruh wujud dirinya kepada Allah s.w.t. berikut dengan segala kemampuan, nafsu, keinginan dan sampai ia mulai menapaki jalan itu sambil menarik diri sepenuhnya dari ego dan sifat-sifat ikutannya. Seseorang disebut Muslim sejati hanya jika kehidupannya yang semula tidak mengindahkan apa pun, telah mengalami revolusi total dan kecenderungan kepada dosa berikut semua nafsu ikutannya, telah dihapus sama sekali, dimana ia memperoleh kehidupan baru yang dicirikan oleh tindakannya yang hanya melaksanakan perintah Allah, dan terdiri semata-mata dari kepatuhan kepada sang Maha Pencipta serta kasih kepada makhluk ciptaan-Nya.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Kepatuhan kepada sang Maha Pencipta mengandung arti bahwa untuk memanifestasikan kehormatan-Nya, Keagungan dan Ke-Esaan-Nya, seseorang harus siap menghadapi segala bentuk perendahan dan penghinaan, dan ia harus siap mati beribu kali agar bisa menegakkan Ketauhidan Tuhan. Tangan yang satu harus siap memotong tangan yang lain dengan senang hati semata-mata demi ketaatan kepada-Nya dan kecintaan kepada keagungan Firman-Nya serta haus mencahari keridhoan-Nya dimana hal itu menjadikan dosa sebagai suatu yang sangat dibenci seperti api yang menghanguskan atau racun yang mematikan atau petir yang menghancurkan, sehingga seseorang harus melarikan diri menjauhi dengan sekuat tenaganya. Demi memperoleh keridhoan-Nya, kita harus membawahkan semua nafsu ego kita. Untuk menciptakan hubungan dengan Wujud-Nya, kita harus siap memasuki semua bentuk mara bahaya dan untuk membuktikan hubungan demikian, selayaknya kita memutuskan hubungan dengan yang lainnya.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Berkhidmat kepada sesama makhluk mengandung arti bahwa kita harus berupaya demi kemaslahatan mereka dalam segala kebutuhan mereka semata-mata karena Allah dimana hubungan saling ketergantungan satu sama lain semata-mata didasarkan pada simpati tanpa pamrih. Siapa pun yang membutuhkan pertolongan harus dibantu dengan segala kemampuan pemberian Tuhan yang dimilikinya dan harus berupaya untuk perbaikannya baik di dunia mau pun di akhirat. (Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 59-62, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *</div>
<div class="fullpost" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0px; padding: 0px;">
<a href="http://narasumberislam.blogspot.com/">http://narasumberislam.blogspot.com/</a></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-50004600307298427772013-07-13T08:13:00.001-07:002013-07-13T08:15:31.712-07:00Malala: Mereka Berpikir Peluru Akan Bungkam Kami<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2KEfk8KoP-MVWZPJYsoDhYonKjaVH750rknfjMJqI0N63969JwsPKSqGEMFDueBP9gwgri2p380FH-FEIsGAhmBHU7mSzbprcY97VRRXi9yLmKkF6yXN4QPYSFTBHzCbrbd7OMFwAHU4/s1600/Malala.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2KEfk8KoP-MVWZPJYsoDhYonKjaVH750rknfjMJqI0N63969JwsPKSqGEMFDueBP9gwgri2p380FH-FEIsGAhmBHU7mSzbprcY97VRRXi9yLmKkF6yXN4QPYSFTBHzCbrbd7OMFwAHU4/s1600/Malala.jpg" /></a></div>
<span style="color: #990000; font-family: verdana; font-size: 16px; font-weight: bold;"><br /></span>
<span style="color: #990000; font-family: verdana; font-size: 16px; font-weight: bold;">PIDATO MALALA YOUSAFZAI DI PBB</span><br />
<span style="color: #990000; font-family: verdana; font-size: 16px; font-weight: bold;"><br /></span>
<br />
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
9 Oktober 2012, dalam perjalanan pulang sekolah di daerahnya di kawasan Lembah Swat, Pakistan, Malala Yousafzai ditembak oleh segerombolan orang bertopeng yang diduga anggota Taliban. Gadis belia itu ditembak karena ia gigih memperjuangkan hak-hak anak perempuan agar bisa bersekolah, sesuatu yang tidak disukai Taliban.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Taliban berpandangan anak-anak perempuan tak boleh keluar rumah sendiri, tanpa ditemani muhrim, pun untuk sekolah. Mereka menganggap pendidikan tak penting buat perempuan. Karena luka yang serius, Malala diterbangkan ke Inggris.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Setelah menjalani perawatan beberapa lama, ia pun sembuh. Dan di hari ulang tahunnya yang keenam belas, 12 Juli 2013, ia diundang PBB untuk berbicara di depan Majelis Umum, di hadapan pejabat tinggi PBB dan utusan dari sejumlah lembaga.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Demikian terjemahan pidatonya, semoga menjadi pelajaran dan inspirasi buat kita semua khususnya umat Islam di Indonesia.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Bismillahir rahmanir rahim...</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Atas nama Tuhan yang maha pengasih dan penyayang.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Yang terhormat Bapak Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Presiden Majelis Umum Bapak Vuk Jeremic, utusan khusus PBB bidang pendidikan global Bapak Gordon Brown, dan yang terhormat para tetua dan saudara-saudari sekalian:Assalamu’alaikum.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Hari ini adalah kehormatan bagi saya karena dapat berbicara lagi setelah waktu yang lama. Berada di sini, di antara orang-orang terhormat, adalah momen besar dalam hidup saya, dan merupakan kehormatan bagi saya karena hari ini saya memakai selendang mendiang Benazir Bhutto.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saya tidak tahu dari mana mesti memulai pidato saya. Saya tidak tahu apa yang orang-orang harapkan untuk saya katakan. Tapi pertama-tama saya ingin berterima kasih kepada Tuhan yang telah menciptakan kita semua setara. Saya juga berterima kasih kepada semua orang yang telah berdoa bagi kesembuhan dan kehidupan baru saya. Saya tidak menyangka begitu besar rasa cinta orang-orang kepada saya, sebagaimana telah mereka tunjukkan. Saya menerima ribuan kartu ucapan dan hadiah dari berbagai penjuru dunia.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Terima kasih kepada mereka semua. Terima kasih kepada anak-anak yang kata-kata polosnya menguatkan saya. Terima kasih kepada para tetua yang doanya memperkuat saya. Saya juga ingin berterima kasih kepada para perawat saya, dokter dan staf rumah sakit di Pakistan dan Inggris serta pemerintah UEA yang telah membantu kesembuhan saya dan memulihkan kembali kekuatan saya.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saya sepenuhnya mendukung Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon atas Global Education First Initiativenya, saya juga mendukung kerja Utusan Khusus PBB untuk Global Education Gordon Brown serta Presiden Majelis Umum PBB Vuk Jeremic. Saya berterima kasih atas kepemimpinan mereka. Mereka terus menginspirasi kita semua untuk bertindak.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saudara-saudara tercinta, ingatlah satu hal: Hari Malala bukanlah hari saya. Ini adalah hari semua perempuan, semua anak, lelaki dan perempuan, yang telah berteriak lantang menyuarakan hak-haknya. Ada ratusan aktivis hak asasi manusia dan pekerja sosial yang tidak hanya menyuarakan hak-hak mereka, tapi berjuang untuk mencapai tujuan mereka, yaitu perdamaian, pendidikan dan kesetaraan. Ribuan orang telah tewas oleh teroris dan jutaan lainnya terluka. Saya hanya salah satu dari mereka.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Di sini saya berdiri, satu di antara sekian orang. Saya berbicara bukan untuk diri saya sendiri, tapi juga untuk mereka yang tanpa suara dapat didengar, mereka yang telah berjuang untuk hak-hak mereka. Hak mereka untuk hidup dalam damai. Hak mereka untuk diperlakukan dengan hormat. Hak mereka untuk kesempatan yang sama. Hak mereka untuk mendapat pendidikan.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Teman-teman, </div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Pada tanggal 9 Oktober 2012, Taliban menembak saya di dahi kiri saya. Mereka juga menembak teman-teman saya. Mereka berpikir peluru akan membungkam kami, tetapi mereka gagal. Karena dari keheningan muncul ribuan suara. Para teroris mengira mereka akan mengubah tujuan saya dan menghentikan ambisi saya, tapi tidak ada yang berubah dalam hidup saya kecuali ini: kelemahan, ketakutan serta keputusasaan telah sirna dan kekuatan, tenaga serta keberanian telah lahir. Saya adalah Malala yang sama. Ambisi saya tetap sama. Harapan saya sama. Impian saya juga sama.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saudara-saudari sekalian yang saya cintai,</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saya tidak melawan siapa pun. Saya di sini bukan untuk berbicara soal balas dendam terhadap Taliban atau kelompok teroris lainnya. Saya berada di sini, berbicara, untuk hak pendidikan anak-anak. Saya ingin pendidikan bagi putra dan putri Taliban dan semua teroris dan ekstremis. Saya bahkan tidak membenci Taliban yang menembak saya. Bahkan jika ada pistol di tangan saya dan dia berdiri di depan saya, saya tidak akan menembaknya.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Inilah belas kasih yang saya pelajari dari Mohammad, nabi yang welas asih, Yesus Kristus dan Buddha. Inilah warisan perubahan yang saya warisi dari Martin Luther King, Nelson Mandela dan Mohammed Ali Jinnah. Ini adalah ajaran tanpa kekerasan yang saya pelajari dari Gandhi, Bacha Khan dan Bunda Teresa. Dan ini adalah semangat memberi maaf yang saya pelajari dari ayah dan ibu saya. Inilah yang dibisikkan jiwa saya: damai dan cintalah semua orang.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saudara dan saudari tercinta,</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kita menyadari betapa pentingnya secercah cahaya ketika kita melihat kegelapan. Kita menyadari betapa pentingnya suara kita ketika kita dibungkam. Dengan cara yang sama, ketika kami di Swat, bagian utara Pakistan, kami menyadari pentingnya pena dan buku ketika kami melihat senjata. Orang bijak berkata, "Pena lebih tajam dari pedang." Dan itu benar adanya. Para ekstremis takut terhadap pena dan buku. Kekuatan pendidikan menakutkan mereka. Mereka juga takut terhadap perempuan. Kekuatan suara perempuan membuat mereka takut. Inilah sebabnya mengapa mereka membunuh 14 siswa tak bersalah dalam serangan terbaru di Quetta. Dan karena itu pula mereka membunuh guru perempuan. Mereka juga meledakkan sekolah setiap hari, karena mereka takut perubahan dan kesetaraan yang akan kita bawa ke masyarakat.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saya ingat ketika seorang anak di sekolah kami ditanya oleh wartawan: "Mengapa Taliban menentang pendidikan?" Jawaban dia sangat sederhana. Dengan mengacungkan telunjuk ke buku, ia berkata, "Taliban tidak tahu apa yang tertulis dalam buku ini."</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Mereka berpikir Allah itu kerdil, yang demikian konservatif sampai harus menodongkan senjata ke kepala orang hanya karena pergi ke sekolah. Para teroris tersebut menyalahgunakan Islam untuk keuntungan mereka sendiri. Pakistan adalah negara yang cinta damai, negara yang demokratis. Suku Pashtun menginginkan pendidikan untuk anak-anak mereka, baik laki-laki maupun perempuan. Islam adalah agama perdamaian, kemanusiaan dan persaudaraan. Memberikan pendidikan terhadap setiap anak adalah tugas dan tanggung jawab, demikian ajaran Islam.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Bapak Sekjen PBB,</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Perdamaian adalah prasyarat penting untuk pendidikan. Di banyak bagian dunia, terutama Pakistan dan Afghanistan, terorisme, perang dan konflik membuat anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah. Kami benar-benar lelah dengan peperangan ini. Perempuan dan anak-anak menderita dalam berbagai bentuk di berbagai belahan dunia.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Di India, anak-anak miskin tak berdosa menjadi korban perburuhan. Banyak sekolah di Nigeria hancur. Orang-orang di Afghanistan telah dirasuki ekstremisme. Gadis-gadis belia harus melakukan pekerjaan domestik dan dipaksa menikah di usia dini. Kemiskinan, kebodohan, ketidakadilan, rasisme dan perampasan hak-hak dasar merupakan masalah utama yang dihadapi oleh laki-laki maupun perempuan.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saudara-saudari,</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saat ini, saya memfokuskan diri pada hak-hak perempuan dan pendidikan anak perempuan, karena merekalah yang paling menderita. Ada masa di mana para aktivis perempuan meminta laki-laki untuk membela hak-hak mereka. Tapi kali ini kami akan melakukannya sendiri. Saya tidak meminta kaum laki-laki untuk tidak melibatkan diri dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, tapi saya menekankan pada kaum perempuan untuk mandiri dan berjuang bagi diri mereka sendiri.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saudara dan saudari tercinta,</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Sekarang saatnya untuk bersuara. Hari ini, kita serukan kepada para pemimpin dunia untuk mengubah kebijakan strategisnya demi mendukung perdamaian dan kemakmuran. Kita serukan kepada para pemimpin dunia bahwa semua kebijakan harus melindungi perempuan dan hak anak-anak. Sebuah kebijakan yang bertentangan dengan hak-hak perempuan tidak dapat diterima. Kita serukan kepada semua pemerintah untuk menjamin pendidikan wajib, gratis, di seluruh dunia untuk setiap anak.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kita serukan kepada semua pemerintah untuk memerangi terorisme dan kekerasan. Untuk melindungi anak-anak dari kebrutalan dan mara bahaya. Kita serukan kepada negara-negara maju untuk mendukung perluasan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan di negara berkembang. Kita serukan kepada seluruh masyarakat untuk bersikap toleran, menolak prasangka berdasarkan kasta, keyakinan, sekte, warna kulit, agama atau agenda tertentu untuk memastikan kebebasan dan kesetaraan bagi perempuan sehingga mereka dapat berkembang. Kita tidak bisa berhasil jika setengah dari kita mundur ke belakang. Kita serukan kepada saudari-saudari kita di seluruh dunia untuk menjadi pemberani, merangkul kekuatan dalam diri mereka sendiri dan menyadari potensi penuh mereka.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saudara-saudari,</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kita ingin sekolah dan pendidikan demi masa depan setiap anak. Kita akan melanjutkan perjalanan kita ke tujuan perdamaian dan pendidikan, dan tidak ada yang bisa menghentikan kita. Kita akan menyuarakan hak-hak kita dan kita akan membawa perubahan suara kita. Kami percaya pada pengaruh dan kekuatan kata-kata. Kata-kata kita akan bisa mengubah seluruh dunia karena kita semua bersama-sama, bersatu untuk persoalan pendidikan. Dan jika kita ingin mencapai tujuan kita, maka marilah kita berdayakan diri kita dengan senjata pengetahuan dan marilah kita lindungi diri kita dengan persatuan dan kebersamaan.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Saudara-saudari tercinta,</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Kita tidak boleh lupa bahwa jutaan orang sedang menderita karena kemiskinan, ketidakadilan dan kebodohan. Kita tidak boleh lupa bahwa jutaan anak-anak terpaksa keluar dari sekolahnya. Kita tidak boleh lupa bahwa saudara-saudari kita mendambakan masa depan yang cerah dan damai.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Jadi mari kita galakkan perjuangan mulia melawan buta huruf, kemiskinan dan terorisme. Mari kita suarakan tuntutan kita, gunakan buku dan pena kita, karena itulah senjata yang paling ampuh. Satu anak, satu guru, satu buku dan satu pena akan sanggup mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya solusi. Mari dahulukan pendidikan. Terima kasih.</div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
<br /></div>
<div style="color: #202020; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">
Syafi' Alielha<br />
sumber : www.nu.or.id</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-13745202966584942202013-07-13T07:14:00.002-07:002013-07-13T07:14:21.407-07:00Tanda-tanda Abadi Kebenaran Islam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px;">Sifat-sifat agama Islam sebagaimana telah kami kemukakan bukanlah sesuatu yang dibuktikan dengan hal-hal di masa lalu saja seperti sisa-sisa reruntuhan makam-makam kuno. Islam bukanlah agama yang mati dimana orang bisa mengatakan bahwa semua berkatnya telah tertinggal di masa lalu dan tidak ada apa-apa lagi tersisa di masa depan. Sifat utama dari Islam adalah berkat yang selalu mengikutinya yang tidak hanya terpaku di masa lalu tetapi juga memberikan berkat di masa kini. Dunia ini selalu membutuhkan berkat dan tanda-tanda samawi. Dunia membutuhkannya tidak hanya di masa lalu tetapi juga di masa kini.</span><br />
<div class="fullpost" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0px; padding: 0px;">
Seorang manusia yang lemah tanpa daya yang terlahir buta selalu membutuhkan keterangan tentang kerajaan surga dan ia perlu melihat beberapa tanda dari eksistensi dan kekuasaan Tuhan, kepada Siapa ia beriman. Tanda-tanda yang diberikan di masa lalu tidak mencukupi bagi masa kini, karena mendengar saja tidak sama dengan melihat sendiri, mengingat dengan berjalannya waktu maka kejadian-kejadian masa lalu berubah bentuk menjadi hikayat. Setiap abad dimulai dengan dunia yang baru. Karena itu Tuhan dalam agama Islam, yang adalah Tuhan yang sebenarnya, memanifes-tasikan tanda-tanda baru bagi setiap dunia yang baru. Di awal abad yang baru, khususnya pada awal abad dimana manusia sudah sangat jauh melenceng dari agama, integritas dan yang terselubung kegelapan, Dia akan membangkitkan seorang Nabi substitusi yang dalam cerminan daripada sifatnya akan diperlihatkan sebagai seorang Nabi. Sosok demikian itu menunjukkan kepada dunia segala kemuliaan dari Nabi panutan dimana ia menjadi pengikutnya, dan mengalah¬kan lawan melalui kebenaran, penampakan daripada realitas serta penggagalan kepalsuan. (Ayena Kamalati Islam, Qadian, Riyadh Hind Press, 1893; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 5, hal. 245-247, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Tanda dari sebuah agama yang benar adalah melalui ajarannya itu setiap orang yang muttaqi akan berhasil mencapai tingkatan seorang Muhaddas kepada siapa Allah s.w.t. akan berbicara bertatap muka. Tanda utama dari kebenaran Islam bahwa melaluinya akan muncul para muttaqi dengan siapa Allah s.w.t. akan berbicara sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur’an: <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />• <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />“Malaikat-malaikat turun kepada mereka sambil meyakinkan mereka: “Janganlah kamu takut dan jangan pula berduka cita”“. (S.41 Fushshilat:31).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Ini menjadi sarana pengujian dari suatu agama yang benar, hidup dan bisa diterima. Kita tahu bahwa Nur ini hanya bisa ditemukan di dalam Islam dan bahwa agama Kristen tidak ada memiliki Nur demikian. (Hujjatul Islam, Amritsar, Riyadh Hind Press; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 6, hal. 43, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Kami bisa memberikan bukti yang konklusif kepada setiap pencari kebenaran bahwa sejak masa Penghulu dan Junjungan kita Rasulullah s.a.w. sampai dengan hari ini, pada setiap abad telah muncul hamba-hamba Allah melalui siapa Allah s.w.t. telah membimbing umat manusia melalui penampakan tanda-tanda samawi. Di antaranya adalah Sayid Abdul Qadir Al-Jailani, Abul Hassan Kharqani, Abu Yazid Bistami, Junaid Baghdadi, Mahyuddin Ibn Arabi, Dhanun Misri, Muinuddin Khisti Ajmeri, Qutbuddin Bakhtiar Khaki, Fariduddin Pakpattani, Nizamuddin Dehlavi, Shah Waliullah Dehlavi dan Sheikh Ahmad Sirhindi, semoga Allah berkenan atas mereka semua.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Jumlah mereka beribu-ribu orang dan demikian banyak kejadian-kejadian luar biasa berkaitan dengan mereka yang diuraikan dalam kitab-kitab para cendekiawan dimana lawan yang paling fanatik pun akan mengakui bahwa mereka itu telah memperlihatkan tanda-tanda dan mukjizat luar biasa. Aku berkata dengan sesungguhnya bahwa dari hasil telaah yang aku lakukan sepanjang yang mungkin dilakukan mengenai masa lalu, aku telah sampai pada kesimpulan bahwa jumlah dari tanda-tanda samawi yang mendukung Islam dan sebagai kesaksian atas kebenaran Yang Mulia Rasulullah s.a.w. yang dimanifestasikan melalui para Aulia umat ini, tidak bisa dipadankan dengan sejarah dari agama lain mana pun. Islam adalah satu-satunya agama yang berkembang melalui tanda-tanda samawi dan Nur serta berkat yang tidak mungkin dibilang, yang memperlihatkan eksistensi Allah s.w.t. seolah-olah Dia itu dekat sekali. <br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Yakinlah kalian bahwa dalam bilangan tanda-tanda samawi, Islam selalu unggul di tiap masa. Dalam masa kalian kini, kalau mau kalian juga bisa menyaksikan tanda-tanda yang mendukung Islam. Bisakah kalian secara jujur mengatakan bahwa kalian tidak ada menyaksikan tanda-tanda yang mendukung Islam dalam masa kalian? Adakah agama lain di dunia yang mampu memberikan kesaksian seperti itu? Hal ini merupakan masalah berat yang telah mematahkan tulung punggung para missionaris Kristen. Ia yang mereka tegakkan sebagai tuhan tidak didukung oleh apa pun kecuali dongeng-dongeng kosong dan kisah-kisah palsu.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Tanda kebenaran dari Hadzrat Rasulullah s.a.w. yang mereka tolak, jelas terlihat di masa kini seperti curahan hujan yang lebat. Bagi para pencari kebenaran, semua pintu gerbang tanda-tanda samawi tetap terbuka sekarang sebagaimana juga selalu terbuka di masa lalu, dan bagi mereka yang lapar akan kebenaran maka hidangan berberkat selalu tersedia di masa kini sebagaimana di masa lalu juga tersedia. Sebuah agama yang hidup tersedia di masa kini sebagaimana adanya di masa sebelumnya. Sebuah agama yang benar selalu memiliki tangan Tuhan yang Maha Hidup menopang dan menggamit punggungnya dan agama itu adalah Islam. (Kitabul Bariyah, Qadian, Ziaul Islam Press, 1898; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 13, hal. 91-92, London, 1984).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Jika ada yang mempertanyakan bahwa terdapat ratusan agama palsu yang telah berkembang selama beribu tahun meskipun mungkin bersumber pada kebohongan, jawabannya adalah sebagai berikut. Menurut kami, yang dimaksud kebohongan adalah jika seseorang secara sengaja menyusun kata-kata atau menciptakan sebuah kitab, yang diakukan sebagai diwahyukan kepadanya oleh Tuhan yang Maha Kuasa padahal tidak ada apa pun yang diturunkan kepadanya. Kami bisa memastikan berdasar telaah menyeluruh bahwa kebohongan demikian tidak akan mungkin berkembang di masa apa pun. Kitab Allah menyatakan bahwa mereka yang bersalah melakukan kebohongan terhadap Allah yang Maha Kuasa, akan segera dihancurkan. Kami telah menyatakan bahwa kesaksian yang sama itu dinyatakan juga oleh Taurat, Injil dan Al-Qur’an.<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />Agama-agama palsu yang kita lihat di dunia sekarang ini seperti agama Hindu atau Parsi, bukan merupakan karangan dari Nabi-nabi palsu. Sebenarnya adalah para pengikut mereka itulah yang atas dasar kesalahannya sendiri telah terperosok menerima aqidah-aqidah yang sekarang ini. Kalian tidak boleh yang menyatakan sebuah kitab yang mengaku sebagai kitab samawi yang diagungkan sekelompok orang sebagai palsu, meskipun mungkin saja diragukan palsu. Kemungkinan yang terjadi adalah telah disalah-artikannya sebuah kitab samawi. Sebuah pemerintahan politis akan segera menangkap seseorang yang mengaku-aku sebagai pejabat negara. Lalu mengapa Allah yang bersifat cemburu terhadap sifat Keagungan dan Kerajaan-Nya, tidak akan menindak seorang pengaku yang palsu?<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />(Anjam Atham, Qadian, Ziaul Islam Press; sekarang dicetak dalam Ruhani Khazain, vol. 11, hal. 63-64, London, 1984, catatan kaki).<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />* * *</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-54071333692047010862013-07-13T07:10:00.002-07:002013-07-13T07:11:24.775-07:00ISLAM MENGAJARKAN TAUHID ILAHI DAN PERI KEMANUSIAAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0px 0px 15px; padding: 0px;">
<div class="forads" style="margin: 0px; padding: 0px;">
Tetapi, ketika ummat manusia mulai maju, dan lebih banyak negeri mulai makin banyak dihuni, dan jarak di antara negeri-negeri mulai diciutkan dan sarana perhubungan mulai bertambah baik, pikiran mulai merasakan keperluan adanya suatu ajaran yang universal dan melingkupi semua macam keadaan manusia. Berkat hubungan timbal-balik manusia dapat mendalami kesatuan asasi ummat manusia dan ke-Esa-an Khaliq dan Rabb mereka. Ketika itu di gurun sahara tanah Arabia, Tuhan menurunkan ajaran-Nya yang terakhir kepada ummat manusia dengan perantaraan nabi Muhammad saw. maka tak mengherankan kalau ajaran ini mulai dengan memuji Allah, Tuhan seru sekalian alam.<a href="https://www.blogger.com/blogger.g?blogID=6615362558723591122" name="more" style="color: #1a74ba; font-weight: bold; margin: 0px; outline: none; padding: 0px;"></a> Beliau berbicara tentang Tuhan yang kepada-Nya harus ditujukan segala macam pujian, dan yang menurunkan rezeki-Nya kepada segenap kaum dan negara, dan dengan ukuran yang adil. Dia tidak pilih kasih terhadap suatu negeri atau suatu kaum. Oleh karena itu, ajaran yang mulai secara demikian tak dapat tidak akan berakhir dengan menyerukan Tuhan sekalian manusia, Raja mereka dan Tuhan mereka. Nabi yang membawa ajaran itu adalah Adam kedua. Sebagaimana di masa Adam pertama terdapat satu wahyu dan satu bangsa, begitu pula di masa Adam kedua ini dunia mendapat satu wahyu lagi dan menjadi satu bangsa. Karena itu, kalau dunia dijadikan oleh Tuhan Yang Esa, dan kalau Tuhan sama menaruh perhatian terhadap segenap kaum dan semua negeri, maka perlu sekali bahwa bangsa-bangsa yang beragam dan punya sejarah agama yang berbeda-beda itu bersatu dalam satu kepercayaan dan satu pandangan hidup. Sekiranya Al-Qur’an tidak datang, maka tujuan kerohanian yang merupakan maksud kejadian manusia akan menjadi gagal. Kalau dunia tak dapat dihimpun disekitar satu pusat kerohanian, mungkinkah kiranya kita dapat menerima ke-Esa-an Chalik kita? Sebuah sungai mempunyai banyak anak tetapi akhirnya ia bersatu menjadi satu aliran besar dan diwaktu itulah kemegahan dan keindahannya menampakkan diri. Ajaran yang dibawa Musa, Isa, Krishna, Zoroaster a.s. dan nabi-nabi lain kepada berbagai bagian dunia, adalah laksana anak-anak sungai yang mengalir sebelum suatu sungai besar terwujud alirannya. Semuanya baik dan berfaedah. Tetapi, akhirnya semuanya perlulah mengalir ke dalam sebuah sungai dan menunjukkan ke-Esa-an Tuhan dan menuju ke tujuan terakhir yang satu, yang menjadi sebab manusia diciptakan. Kalau Al-Qur’an tidak memenuhi tujuan ini, manakah ajaran yang memenuhi itu? Bukan Bibel, karena Bibel hanya bicara tentang Tuhan Israil. Bukan pula kitab Zoroaster, karena Zoroaster a.s. membawa cahaya Tuhan yang hanya semata-mata untuk bangsa Iran. Juga bukan Weda, karena risji-risji mengajarkan hukuman berupa tuang logam cair ke dalam telinga orang-orang Sudra – penduduk asli India – yang berani mendengar bacaan Weda. Juga Budha a.s. tidak memenuhi tujuan besar ini, karena meskipun kepercayaan Budha berkembang sampai ke Tiongkok sesudah beliau wafat, namun pandangannya sendiri tak pernah melayang melintasi batas-batas negeri India. Juga ajaran Isa a.s. tak memenuhi tujuan itu.<br />
<br style="line-height: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" />
<div class="fullpost" style="margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div style="clear: both; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="post-footer" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Lato, 'Myriad Pro', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="under" style="font-size: 11px; height: 18px; line-height: 18px; margin: 5px 0px 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-77111485468245914232013-07-13T03:38:00.002-07:002013-07-13T06:57:04.662-07:00TENTANG ISLAM<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="color: #cccccc;"><br />
</span><br />
<div class="post-body entry-content" style="font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 1.6em; margin: 0px 0px 0.75em; padding: 0px;">
<div style="padding: 0px;">
<span style="color: #cccccc;">ISLAM , adalah sebuah nama yang diberikan oleh Allah kepada agama ini (Quran 5:4), kata Islam berasal dari kosakata Arab yang secara harfiah berarti ketaatan dan damai. ISLAM berasal dari akar kata "SALIMA": damai, kesucian, ketundukan dan ketaatan. Jadi 'Islam' itu berarti jalan orang-orang yang taat kepada Allah dan yang membuat perdamaian dengan Allah dan makhluk-Nya. Yang disebut Muslim.</span></div>
<div class="fullpost" style="display: inline; margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: #cccccc;"><br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Islam bukanlah sebuah agama baru. Pesan islam pada dasarnya adalah pesan yang sama dengan pesan dan bimbingan Allah yang telah diturunkan kepada semua nabi sebelum Nabi Muhammad shollallahu ‘alihi wa sallam.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Allah Taala berfirman di dalam Al-Quran: "Katakanlah,` Kami beriman kepada ALLAH dan apa yang telah diturunkan kepada kami, dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim dan Ismail dan Ishak dan Yakub dan keturunannya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa dan sekalian nabi dari Tuhan mereka . Dan kepadanya kami menyerahkan diri." (Qur'an 3-84)</span></div>
<div style="padding: 0px;">
</div>
<div style="clear: both; margin: 0px; padding: 0px;">
</div>
</div>
<div class="post-footer" style="font-family: Arial, Tahoma, Verdana; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div class="post-footer-line post-footer-line-1" style="margin: 0px; padding: 0px;">
<span style="color: #cccccc;"><span class="post-author vcard" style="margin: 0px; padding: 0px;">Diposkan oleh <span class="fn" style="margin: 0px; padding: 0px;">Muhammad Yaqub</span> </span><span class="post-timestamp" style="margin: 0px; padding: 0px;">di <a class="timestamp-link" href="http://surga-mu.blogspot.com/2009/05/islam.html" rel="bookmark" style="margin: 0px; padding: 0px; text-decoration: none;" title="permanent link"><abbr class="published" style="border: none; margin: 0px; padding: 0px;" title="2009-05-01T22:29:00-07:00">22.29</abbr></a></span></span></div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6615362558723591122.post-57166613566728497692013-07-13T03:07:00.000-07:002013-07-13T03:07:35.318-07:00Fitnah : Mirza Ghulam Ahmad Meninggal di WC / Toilet<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBR5K39TNWWAfr7z-9Cf43_8wzKXlVBlpRUukxM1Uu9JWBngmUc58JNrjAksWGFveAeB-dBCB0ClvUVzZNLhRUyjZehGURM_BIJ77c18hwhj8n-mo1sgzsrb_-fE6gMl1AkNcHajrGNC8/s1600/fitnah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBR5K39TNWWAfr7z-9Cf43_8wzKXlVBlpRUukxM1Uu9JWBngmUc58JNrjAksWGFveAeB-dBCB0ClvUVzZNLhRUyjZehGURM_BIJ77c18hwhj8n-mo1sgzsrb_-fE6gMl1AkNcHajrGNC8/s1600/fitnah.jpg" /></a></div>
<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: center;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Masalah Sakit Kolera dan Kewafatan Mirza Ghulam Ahmad.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Banyak dari para penentang Ahmadiyah membuat cerita palsu mengenai penyebab kewafatan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. Dikatakan oleh para penentang dengan penuh kedengkian bahwa beliau meninggal di kamar mandi akibat ratusan kali buang air besar karena sakit kolera.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px; text-indent: 36pt;">Cerita di atas adalah karangan palsu dan sengaja dibesar-besarkan serta jauh dari kebenaran. Memang benar bahwa beliau beberapa kali buang air besar karena sakit diare, bukan kolera.</span></div>
<a href="" name="more" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;"></a><span style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">Dalam buku Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad yang ditulis oleh Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad r.a., putra dari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., kita temukan bahwa penyebab wafatnya beliau adalah karena dipicu oleh penyakit diare dan beliau wafat dengan tenang di atas peraduannya, dan kepergiannya disaksikan oleh keluarga, Sahabat, dan kerabatnya. Kita dapatkan keterangan dari putra beliau sebagai berikut:</span><o:p style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;"></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0cm 20.05pt 8pt 35.45pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">“…Keesokan harinya naskah pidato itu telah selesai dan diserahkan untuk dicetak. Setelah itu pada waktu malam, penyakit Hadhrat Ahmad a.s. semakin parah dan sangat melemahkan tubuh beliau. Hadhrat Ummul Mukminin bangun dan terkejut melihat keadaan beliau a.s. yang sudah benar-benar lemah, lalu menanyakan kenapa. Hadhrat Ahmad a.s. menjawab, “Sekarang saat kewafatan saya sudah tiba.” Kemudian beliau a.s. buang air lagi, dan kondisi beliau menjadi sangat lemah. Beliau memerintahkan agar memanggil Hadhrat Maulvi Nuruddin r.a. [tabib yang ahli dan seorang Ahmadi mukhlis]. Kemudian beliau a.s. meminta agar membangunkan Mahmud [penulis buku ini] dan Mir Sahib [mertua beliau a.s.].”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0cm 20.05pt 8pt 35.45pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">“Tempat tidur saya tidak jauh dari tempat tidur beliau a.s. Saya pun bangun dan melihat keadaaan beliau yang sangat gelisah. Para dokter telah datang, dan mulai mengobati beliau. Tetapi obat-obat itu tidak dapat menolong. Akhirnya beberapa obat diberikan melalui suntikan, dan beliau pun dapat tertidur. Pada waktu Subuh, Hadhrat Ahmad a.s. terbangun dari tidur, dan melaksanakan shalat Subuh. Suara beliau a.s. serak, sehingga sulit berbicara. Kemudian beliau meminta pena dan tinta untuk menulis sesuatu, tetapi karena terlalu lemah, beliau tidak mampu memegang pena lagi dan tidak dapat menulis. Beliau pun merebahkan diri di atas tempat tidur. Tidak lama kemudian tampak beliau a.s. seperti tertidur.”“Pada tanggal 26 Mei 1908, pukul 10:30 pagi Hadhrat Ahmad a.s. berpulang ke Rahmatullah, dan sepanjang umurnya beliau a.s. telah mengkhidmati agama-Nya. Innaa lillahi wa innaa illayhi roji'uwn. Sewaktu sakit, hanya satu perkataan yang selalu beliau ucapkan, yaitu “Allah.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Beliau wafat di kota Lahore dan kemudian dimakamkan pada hari berikutnya di kota Qadian. Selanjutnya Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad menerangkan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0cm 20.05pt 8pt 35.45pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">“Saya telah ungkapkan tadi bahwa Hadhrat Ahmad a.s. wafat pada pukul 10:30 pagi. Kemudian segera diatur segala yang perlu untuk membawa jenazah beliau a.s. ke Qadian. Dengan kereta api sore, pada hari itu juga, jenazah beliau a.s. disertai rombongan besar Jemaat Ahmadiyah, diberangkatkan ke Qadian…Setelah turun di stasiun Batala, jenazah Hadhrat Ahmad a.s. diusung sampai ke Qadian. Sebelum beliau dikebumikan, jemaat yang berada di Qadian dan ratusan wakil Jemaat Ahmadiyah dari tempat-tempat lainnya dengan sepakat telah memilih Hadhrat Haji Maulvi Nuruddin sebagai pengganti beliau a.s. dan sebagai Khalifatul Masih Awwal. Dan mereka pun bai'at kepadanya…Demikianlah kabar ghaib yang tercetak di dalam buku Al-Wasiat Hadhrat Ahmad a.s. telah menjadi sempurna:“Allah Ta’ala akan menegakkan orang yang akan mengurus jemaat ini sebagaimana Hadhrat Abu Bakr r.a. mengurus umat Islam sesudah kewafatan Junjungan Yang Mulia Nabi Muhammad s.a.w...” Kemudian Hadhrat Khalifatul Masih Awwal r.a. memimpin shalat jenazah Hadhrat Ahmad a.s. Dan setelah Zuhur, jenazah Hadhrat Ahmad a.s. dikebumikan.”<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Iain Adamson dalam bukunya yang berjudul Mirza Ghulam Ahmad of Qadian menulis:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0cm 20.05pt 8pt 35.45pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">“He felt ill during the night and doctors were called. They realised that he was seriously ill. He lapsed in and out of consciousness. Early in the morning he asked, “Is it prayer time?” and one of his followers, standing beside his bed, replied, “Yes Sir, it is.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0cm 20.05pt 8pt 35.45pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">“He then made the signs of symbolic ablutions and started praying. He lost consciousness in the middle of prayer, but then recovered and started again, finishing it slowly. He was then semi-conscious, but whenever he recovered consciousness he could be heard repeating, “O God, My beloved God.” At 10.30 in the morning it seemed to those around him that they heard him breath deeply twice. Then he died.”“The unthinking of those who had opposed him in life rejoiced in his death and within half an hour the street outside the house was crowded with the riff-raff of Lahore. They chanted and shouted, capered and danced and held mock funeral processions…That night his coffin was carried on the shoulders of his followers to the station to catch the evening train to Batala. They were pelted with stones as they walked. From Batala his followers carried his coffin for 11 miles throughout the night until they reached Qadian at nine o’clock the following morning.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; margin: 0cm 20.05pt 8pt 35.45pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">“When the last pledge of allegiance had been given and accepted the First Successor led the funeral prayers and at six o’clock the body of Ahmad was buried in the small cemetery.Already some of those who had been among of his first 313 Companions were buried there.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Sebagai bukti bahwa beliau wafat karena penyakit diare, kami berikan penjelasan Hadhrat Khalifatul Masih IV, Mirza Tahir Ahmad r.h. menanggapi tuduhan para penentang Ahmadiyah mengenai penyakit kolera sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">“Hal ini perlu untuk diingat bahwa pada masa itu terdapat peraturan yang sangat ketat dari pemerintah Inggris yaitu larangan untuk memindahkan jenazah yang mati karena kolera dari suatu tempat ke tempat lainnya…Seandainya jenazah Masih Mau’ud a.s. tidak dipindahkan dari Lahore ke Qadian, maka masalah ini [tuduhan mengenai kolera] akan terus berlanjut. [Akan tetapi] Allah Ta’ala telah mentakdirkan bahwa kewafatan beliau terjadi di Lahore, sehingga membuktikan bahwa penyebab kewafatannya bukan karena kolera. Masalah ini telah diangkat dalam Majelis Nasional Pakistan pada tahun 1974 ketika Hadhrat Khalifatul Masih III diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai Ahmadiyah. Ketika beliau memberikan bukti sertifikat kematian Masih Mau’ud a.s., para ulama menjadi sangat terkejut, karena mereka sebelumnya mengatakan kepada Majelis Nasional Pakistan bahwa Masih Mau’ud wafat karena kolera.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Setelah mengetahui fakta mengenai sakit dan wafatnya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., sekarang yang menjadi persoalan dari segi aqidah adalah: Apakah sakit diare akut yang menyerang isi perut Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. dapat dikategorikan sebagai penyakit yang diridhai oleh Tuhan atau tidak?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Keterangan Hadits<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Ternyata kita dapatkan keterangannya dalam Hadits sebagai berikut: Dari Jabir bin Atik, bahwa Nabi s.a.w. bersabda: “Mati syahid itu adalah tujuh macam, di luar mati syahid terbunuh di jalan Allah: Orang mati karena penyakit tha'un, itu syahid. Orang mati karena tenggelam, itu syahid. Orang mati karena sakit panas, itu syahid. Orang mati karena sakit perut, itu syahid. Orang mati karena terbakar, itu syahid. Orang mati karena tertimbun reruntuhan, itu mati syahid dan orang mati karena melahirkan, itu mati syahid.” (H. R. Ahmad, Abu Daud, An-Nasai dengan sanad yang Shahih)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Dari Abu Hurairah r.a., Nabi s.a.w. bersabda: Rasulullah bertanya “Bagaimana caramu menghitung syahid?” Mereka menjawab: “Wahai Rasulullah, orang yang mati terbunuh di jalan Allah itu mati syahid.” Rasulullah bersabda: “Jika demikian, orang-orang syahid dari umatku itu sedikit.” Mereka bertanya: “Jika demikian siapa, wahai Rasulullah?” Rasulullah s.a.w. menjawab: “Orang yang terbunuh di jalan Allah, itu syahid. Orang yang mati di jalan Allah, itu syahid. Orang yang mati terserang penyakit tha'un, itu syahid. Orang yang mati karena penyakit perut, itu syahid. Orang yang mati tenggelam, itu syahid.” (H. R. Muslim) <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Jadi, tidak diragukan lagi bahwa sakit serta kewafatannya Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. adalah diridhai oleh Allah Ta'ala menurut keterangan Hadits di atas, sebab diare termasuk dalam kategori sakit perut. Dan menurut Hadhrat Sayyidina Muhammad Musthafa s.a.w., barangsiapa yang wafat karena sakit perut, maka kematiannya digolongkan dalam kematian syahid. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 17px;">Daftar Pustaka:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 15.3pt; margin: 0cm 0cm 0cm 52pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 8pt;">Riwayat Hidup Mirza Ghulam Ahmad</span></i><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">, terj. Malik Aziz Ahmad Khan, (Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1995)</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 15.3pt; margin: 0cm 0cm 0cm 52pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">Iain Adamson, </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 8pt;">Mirza Ghulam Ahmad of Qadian</span></i><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">, (Elite International Publications Limited, 1989)</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 9.3pt; margin: 0cm 0cm 0cm 52pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">Mirza Tahir Ahmad, “Mubahala Background (Darsul Qur’an by Hadhrat Khalifatul Masih IV on 14</span><sup><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 5pt; position: relative; top: -1.5pt;">th</span></sup><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;"> and 15</span><sup><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 5pt; position: relative; top: -1.5pt;">th</span></sup><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;"> May 1988)</span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 8pt;">,</span></i><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">” </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 8pt;">Review of Religions</span></i><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">, vol. 92, no.2, (February, 1997), hlm. 28-29.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 9.3pt; margin: 0cm 0cm 0cm 52pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span dir="LTR"></span><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">Sayyid Sabiq, </span><i><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 8pt;">Fikih Sunnah 11</span></i><span style="font-family: Helvetica, sans-serif; font-size: 8pt;">, a. b. H. Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung: PT. AlMa’arif, 1987)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 10.65pt; margin: 0cm 0cm 0cm 16pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
Sumber : <span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt; line-height: 13px;">“</span><b style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt; line-height: 13px;">Bukan Sekedar Hitam Putih</b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt; line-height: 13px;">“ oleh</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt; line-height: 13px;"> </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt; line-height: 12.65pt;">M. A.</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 9pt; line-height: 12px;">Suryawan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 10pt; line-height: 13px;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #212121; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22.390625px; text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08944003229733638367noreply@blogger.com0